Beijing, 26 June 2025 – Republik Rakyat Tiongkok terus mendorong gencatan senjata segera dan de-eskalasi di Timur Tengah, menyusul ketegangan yang meningkat secara signifikan antara Israel dan Iran. Seruan ini diperkuat oleh pernyataan bersama dari blok negara berkembang BRICS, yang secara tegas menyerukan dialog dan konsultasi untuk menyelesaikan konflik.
Pernyataan ini disampaikan oleh seorang pejabat tinggi Tiongkok, yang menekankan pentingnya pendekatan multilateral dalam menghadapi krisis regional. Langkah ini menyoroti peran proaktif Tiongkok, baik secara bilateral maupun melalui forum internasional seperti BRICS, dalam mencari solusi damai untuk salah satu wilayah paling bergejolak di dunia.
Konteks Eskalasi dan Seruan BRICS
Situasi di Timur Tengah telah memanas secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir, mencapai puncaknya setelah serangan balasan Iran terhadap Israel pada pertengahan April, yang disebut Teheran sebagai respons atas serangan terhadap konsulatnya di Damaskus. Serangan tersebut memicu kekhawatiran global akan eskalasi konflik yang lebih luas di kawasan yang sudah bergejolak, meningkatkan risiko destabilisasi regional dan dampak ekonomi global.
Menanggapi situasi krusial ini, blok BRICS – yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, dan anggota baru seperti Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Iran, dan Ethiopia – telah mengeluarkan pernyataan tegas. Pernyataan bersama tersebut, sebagaimana dikutip oleh pejabat Tiongkok tersebut, menyerukan penghentian segera permusuhan, serta penekanan pada jalur diplomatik sebagai satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian berkelanjutan.
Situasi saat ini menuntut pengekangan dari semua pihak yang terlibat. BRICS percaya bahwa satu-satunya jalan ke depan adalah melalui dialog yang tulus dan konsultasi yang komprehensif. Gencatan senjata segera adalah langkah pertama yang tidak dapat ditawar untuk mencegah bencana yang lebih besar di kawasan Timur Tengah.
Peran Tiongkok dan Prospek Perdamaian
Tiongkok, sebagai salah satu kekuatan global utama dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, secara konsisten menyerukan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah. Beijing menganut prinsip non-intervensi dan penyelesaian sengketa melalui cara-cara damai. Kepentingan Tiongkok di kawasan ini mencakup keamanan energi dan stabilitas perdagangan, menjadikan de-eskalasi sebagai prioritas diplomatiknya.
Upaya Tiongkok melalui forum BRICS menyoroti komitmennya untuk berpartisipasi dalam tata kelola global dan mempromosikan solusi multilateral terhadap krisis internasional. Dengan anggota BRICS yang kini meliputi negara-negara penting dari Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Iran, pernyataan blok ini membawa bobot diplomatik yang lebih besar dan mencerminkan konsensus di antara kekuatan-kekuatan global selatan.
Meskipun seruan BRICS dan Tiongkok memberikan dorongan penting bagi upaya perdamaian, prospek de-eskalasi yang berkelanjutan di Timur Tengah tetap menantang. Banyak faktor kompleks, termasuk kepentingan geopolitik yang bersaing dan ketidakpercayaan historis yang mendalam antara para pihak, terus menghambat resolusi jangka panjang. Namun, seruan konsisten dari kekuatan besar seperti Tiongkok dan blok BRICS diharapkan dapat memberikan tekanan yang diperlukan bagi para pihak yang bertikai untuk kembali ke meja perundingan dan mencari jalan menuju perdamaian abadi.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda