KLATEN — Menteri Transmigrasi, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, pada 17 September 2025 melakukan kunjungan kerja yang mendalam ke Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah. Kunjungan ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan sebuah apresiasi terhadap kisah sukses luar biasa: transformasi Desa Ponggok dari wilayah yang dahulu teridentifikasi sebagai desa tertinggal menjadi salah satu destinasi pariwisata berbasis komunitas paling inovatif dan menginspirasi di Indonesia.
Dalam kunjungannya, Menteri Suryanagara secara langsung meninjau berbagai fasilitas wisata serta berinteraksi dengan pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri dan masyarakat setempat. Ia menyatakan kekagumannya terhadap keberhasilan desa tersebut dalam mengelola potensi alamnya, khususnya sumber mata air jernih (umbul), menjadi daya tarik wisata air yang unik dan berkelanjutan. “Transformasi Ponggok ini adalah bukti nyata bahwa dengan kepemimpinan yang visioner dan partisipasi aktif masyarakat, desa memiliki kapasitas tak terbatas untuk menjadi pilar ekonomi,” ujar Menteri.
Inovasi BUMDes dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal
Kisah kebangkitan Desa Ponggok dimulai dari keberanian BUMDes Tirta Mandiri untuk mengelola Umbul Ponggok, yang sebelumnya hanya dimanfaatkan secara tradisional. Dengan sentuhan inovasi, umbul-umbul tersebut disulap menjadi objek wisata bawah air dengan konsep studio foto yang instagramable, lengkap dengan properti seperti sepeda motor, kursi, dan televisi yang ditenggelamkan. Strategi kreatif ini sukses besar, menarik ribuan wisatawan dan mengubah citra desa. Pendapatan asli desa (PADes) melonjak drastis, dari yang hanya puluhan juta rupiah menjadi miliaran rupiah per tahun.
Keberhasilan finansial ini tidak hanya berhenti pada peningkatan PADes. Dana tersebut dialokasikan kembali untuk pembangunan infrastruktur desa, program kesejahteraan masyarakat, dan yang terpenting, menciptakan lapangan kerja lokal. Banyak pemuda desa yang sebelumnya merantau ke kota besar kini kembali ke Ponggok untuk bekerja sebagai pengelola wisata, pedagang, atau penyedia jasa lainnya. Model bisnis yang transparan dan melibatkan seluruh elemen masyarakat ini telah menopang ekosistem ekonomi yang kuat dan mandiri.
Desa Ponggok adalah contoh nyata bagaimana potensi lokal, jika dikelola dengan inovasi dan semangat kebersamaan, dapat menciptakan kesejahteraan luar biasa, tegas Menteri Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara. Transformasi ini bukan hanya tentang pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan sumber daya manusia dan tata kelola yang patut ditiru desa-desa lain di seluruh Indonesia, terutama bagi desa-desa yang menjadi tujuan transmigrasi.
Replikasi Model dan Visi Masa Depan Pembangunan Desa
Menteri Transmigrasi melihat model pengembangan Desa Ponggok sebagai inspirasi krusial bagi desa-desa di wilayah transmigrasi maupun pedesaan lainnya yang memiliki potensi serupa. Ia menekankan pentingnya penguatan BUMDes sebagai lokomotif ekonomi desa dan pemberdayaan masyarakat untuk secara proaktif menggali serta mengelola potensi lokal. Kementerian Transmigrasi menyatakan komitmennya untuk memfasilitasi transfer pengetahuan dan pendampingan agar keberhasilan Ponggok dapat direplikasi di berbagai daerah.
Visi ke depan adalah menjadikan lebih banyak desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, mengurangi urbanisasi, dan meningkatkan kualitas hidup di pedesaan. Kunjungan Menteri Suryanagara ke Desa Ponggok diharapkan menjadi katalisator bagi semangat inovasi dan pembangunan di seluruh pelosok negeri, menegaskan bahwa kemandirian desa adalah kunci menuju kemajuan bangsa yang berkelanjutan. Desa Ponggok kini berdiri sebagai mercusuar harapan, membuktikan kapasitas tak terbatas desa-desa di Indonesia untuk bertransformasi dan menjadi pilar ekonomi serta budaya bangsa.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda