Jakarta, 11 October 2025 – Insiden ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny yang menggemparkan publik beberapa waktu lalu, kini menyisakan duka mendalam dengan total 63 korban jiwa. Seluruh korban yang meninggal dunia merupakan santri yang tengah beraktivitas di dalam musala tersebut saat kejadian tragis berlangsung. Peristiwa ini menjadi sorotan nasional, mendorong pemerintah untuk segera mengambil langkah penanganan dan pemberian bantuan kepada para keluarga korban.
Duka Mendalam, 63 Jiwa Melayang Akibat Musala Ambruk
Proses pencarian dan evakuasi korban yang berlangsung intensif selama beberapa hari akhirnya ditutup setelah seluruh area reruntuhan berhasil dibersihkan dan dipastikan tidak ada lagi korban yang tertimbun. Data terakhir yang dirilis oleh tim SAR gabungan mengonfirmasi angka 63 santri meninggal dunia, menjadikan insiden ini salah satu bencana struktural terburuk di lingkungan pendidikan keagamaan dalam beberapa tahun terakhir. Mayoritas korban adalah anak-anak dan remaja yang sedang menempuh pendidikan di ponpes tersebut, menambah pilu tragedi yang terjadi.
Diduga, ambruknya bangunan musala yang terjadi secara tiba-tiba dipicu oleh beberapa faktor, mulai dari kondisi struktur bangunan yang sudah tidak layak, hingga kemungkinan adanya tekanan eksternal seperti curah hujan tinggi yang mengguyur daerah tersebut. Pihak berwenang saat ini tengah melakukan investigasi mendalam untuk mengidentifikasi penyebab pasti runtuhnya bangunan, serta memastikan ada atau tidaknya kelalaian dalam pengawasan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas di ponpes tersebut. Hasil penyelidikan ini diharapkan dapat memberikan kejelasan serta menjadi dasar untuk langkah hukum yang mungkin akan diambil.
Kementerian Sosial Salurkan Santunan untuk Keluarga Korban
Menyikapi skala tragedi yang besar, Kementerian Sosial Republik Indonesia sigap menyalurkan bantuan dan santunan kepada keluarga korban. Menteri Sosial, Tri Rismaharini, secara langsung turun ke lokasi untuk memastikan bantuan tersalurkan dengan baik dan memberikan dukungan moril kepada para keluarga yang berduka. Pada tahap awal, bantuan berupa santunan tunai telah diberikan kepada belasan wali santri yang kehilangan anggota keluarganya. Proses pendataan dan penyaluran bantuan akan terus berlanjut hingga seluruh keluarga dari 63 korban jiwa mendapatkan haknya.
Nominal santunan yang diberikan pemerintah bertujuan untuk sedikit meringankan beban finansial keluarga korban di tengah masa berkabung. Selain santunan tunai, Kementerian Sosial juga menyediakan layanan dukungan psikososial bagi keluarga korban dan santri lain yang selamat, guna membantu mereka mengatasi trauma pasca-insiden.
“Kami turut merasakan duka yang mendalam atas musibah ini. Pemerintah, melalui Kementerian Sosial, berkomitmen penuh untuk mendampingi dan memberikan dukungan terbaik bagi para keluarga korban. Santunan ini mungkin tidak sebanding dengan kehilangan jiwa, namun ini adalah wujud kehadiran negara untuk meringankan beban mereka,” ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam kunjungannya ke lokasi kejadian.
Insiden di Ponpes Al-Khoziny ini menjadi pengingat penting bagi seluruh institusi pendidikan, khususnya pondok pesantren, untuk senantiasa mengutamakan keselamatan dan kelayakan fasilitas bangunan. Diharapkan, tragedi serupa tidak terulang di masa mendatang melalui pengawasan yang lebih ketat dan standar keamanan bangunan yang diperbaharui.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda