Home / News / Teror Bom dan Pemerasan Bitcoin Guncang Sekolah di Tangerang

Teror Bom dan Pemerasan Bitcoin Guncang Sekolah di Tangerang

Sebuah ancaman bom yang disertai permintaan tebusan senilai Rp 496 juta dalam bentuk mata uang kripto Bitcoin menggemparkan salah satu sekolah swasta terkemuka di Tangerang pada pagi hari 07 October 2025. Insiden ini memicu evakuasi massal dan respons cepat dari aparat kepolisian, meskipun pada akhirnya tidak ditemukan adanya bahan peledak di lokasi.

Ancaman dan Evakuasi Dramatis

Kepanikan melanda SMA Bhakti Mulia (nama fiktif), Tangerang, ketika pihak sekolah menerima pesan ancaman yang mengklaim adanya bom di lingkungan sekolah. Pesan tersebut, yang dikirimkan dari nomor telepon dengan kode negara +234 (Nigeria), juga berisi tuntutan tebusan fantastis sebesar Rp 496 juta. Pelaku secara spesifik meminta pembayaran dilakukan melalui transfer Bitcoin, sebuah metode yang dikenal sulit dilacak.

Menurut keterangan Kepala Sekolah SMA Bhakti Mulia, Bapak Budi Santoso (nama fiktif), ancaman tersebut diterima sekitar pukul 08.00 WIB, sesaat setelah kegiatan belajar mengajar dimulai. “Kami langsung mengambil langkah cepat untuk mengevakuasi seluruh siswa, guru, dan staf ke titik kumpul yang aman. Keamanan dan keselamatan mereka adalah prioritas utama kami,” ujar Bapak Budi dalam konferensi pers singkat.

Aparat kepolisian dari Polres Tangerang Kota dan unit Gegana Polda Metro Jaya segera tiba di lokasi. Tim penjinak bom melakukan penyisiran menyeluruh di setiap sudut gedung sekolah, mulai dari ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, hingga area kantin dan fasilitas olahraga. Proses sterilisasi berlangsung selama beberapa jam, menyebabkan kegiatan belajar mengajar terpaksa dihentikan total untuk hari ini.

Modus Operandi Canggih dan Investigasi Lanjutan

Meskipun tidak ditemukan bom, pihak kepolisian menegaskan bahwa ancaman semacam ini tidak bisa dianggap remeh. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tangerang Kota, AKBP Rahman (nama fiktif), menjelaskan bahwa pelaku terindikasi menggunakan modus operandi yang lebih canggih, memanfaatkan anonimitas nomor telepon internasional dan transaksi kripto.

“Kami menanggapi setiap ancaman bom dengan sangat serius, meskipun ini terindikasi sebagai upaya pemerasan. Keselamatan warga sekolah adalah prioritas utama kami. Tim siber kami sedang melacak jejak digital pelaku, termasuk jejak Bitcoin dan asal nomor telepon tersebut. Kami berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Interpol jika diperlukan, mengingat kode negara +234 mengarah ke Nigeria,” terang AKBP Rahman kepada awak media.

Penggunaan kode telepon +234, yang umumnya terkait dengan penipuan daring atau “scam” internasional, menjadi perhatian khusus penyidik. Demikian pula dengan permintaan tebusan melalui Bitcoin, yang seringkali menjadi pilihan bagi pelaku kejahatan siber untuk menghindari pelacakan jejak keuangan tradisional dan menyulitkan aparat penegak hukum.

Kasus ini menambah daftar panjang ancaman siber dan pemerasan yang menargetkan institusi publik. Kepolisian mengimbau masyarakat, khususnya institusi pendidikan, untuk selalu waspada terhadap pesan atau email mencurigakan dan segera melaporkannya kepada pihak berwajib. Investigasi untuk mengungkap identitas dan menangkap pelaku pemerasan ini masih terus berlanjut, dengan harapan dapat memberikan efek jera terhadap kejahatan serupa di masa depan.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Tagged: