Pemerintah, melalui Perum BULOG dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), meluncurkan inisiatif distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) secara serentak di seluruh penjuru Indonesia pada 25 July 2025. Langkah masif ini merupakan bagian dari Gerakan Pangan Murah (GPM) yang bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan komoditas pangan pokok di tengah fluktuasi ekonomi yang berpotensi memicu inflasi.
Kolaborasi antara institusi sipil dan militer ini menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam memastikan akses pangan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Beras SPHP, yang merupakan beras medium bersubsidi, didistribusikan langsung ke titik-titik strategis di berbagai daerah, memangkas mata rantai distribusi yang panjang dan mencegah praktik spekulasi harga di tingkat pasar.
Jangkauan Luas dan Keterlibatan Babinsa
Program GPM Beras SPHP ini mencatatkan skala operasi yang luar biasa, melibatkan infrastruktur militer hingga ke pelosok negeri. Pelaksanaan distribusi serentak ini tersebar di 15 Komando Daerah Militer (Kodam), 47 Komando Resor Militer (Korem), 351 Komando Distrik Militer (Kodim), dan 3.698 Komando Rayon Militer (Koramil). Ini menjadikan GPM sebagai salah satu operasi distribusi pangan terbesar yang pernah dilakukan di Indonesia.
Keterlibatan lebih dari 75.000 Bintara Pembina Desa (Babinsa) menjadi kunci utama dalam memastikan beras SPHP mencapai tangan masyarakat yang membutuhkan secara efisien dan tepat sasaran. Para Babinsa berperan aktif dalam mengawal proses penyaluran, berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, serta membantu proses pembelian oleh warga. Peran mereka sangat krusial, mengingat jangkauan Babinsa yang merata hingga ke tingkat desa.
Sinergi dengan TNI, khususnya Babinsa, memungkinkan kami menjangkau daerah-daerah yang sulit sekalipun. Ini adalah wujud komitmen pemerintah untuk memastikan setiap warga negara memiliki akses terhadap pangan berkualitas dengan harga terjangkau.
— Budi Santoso, Kepala Divisi Pengadaan dan Penyaluran Perum BULOG
Mitigasi Inflasi dan Ketahanan Pangan Nasional
Inisiatif distribusi beras SPHP melalui GPM ini bukan sekadar penyaluran logistik biasa, melainkan strategi komprehensif pemerintah dalam menghadapi potensi lonjakan harga pangan, khususnya beras, yang kerap menjadi pemicu utama inflasi. Dengan pasokan yang stabil dan harga yang terkendali melalui SPHP, daya beli masyarakat diharapkan dapat terjaga, dan stabilitas ekonomi mikro dapat terbantu.
Menurut analisis ekonom, intervensi pasar melalui distribusi pangan bersubsidi seperti Beras SPHP sangat penting untuk meredam gejolak harga di tengah ketidakpastian pasokan global dan faktor-faktor cuaca yang memengaruhi produksi pertanian domestik. Gerakan ini juga memperkuat ketahanan pangan nasional dengan memastikan ketersediaan pasokan strategis di gudang-gudang BULOG siap didistribusikan kapan pun diperlukan.
Seorang perwakilan dari Markas Besar TNI, Mayjen TNI Agus Purnomo, menambahkan, Peran TNI dalam Gerakan Pangan Murah ini adalah bagian dari tugas kemanusiaan dan pertahanan negara dalam menjaga stabilitas sosial. Pangan adalah isu krusial bagi ketahanan nasional, dan kami siap mendukung penuh upaya BULOG untuk mewujudkan ketersediaan pangan yang merata dan terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan skala operasi yang masif dan kolaborasi lintas lembaga, program GPM Beras SPHP ini diharapkan mampu memberikan dampak signifikan dalam menekan laju inflasi dan memastikan ketahanan pangan nasional tetap terjaga. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk terus memantau dan memperluas jangkauan program serupa demi kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekonomi negara.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda