JAKARTA, 15 October 2025 – Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, menyatakan keyakinannya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi mencapai angka ambisius 8 persen. Keyakinan tersebut didasari oleh berbagai program yang akan dijalankan, salah satunya adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disebutnya akan menciptakan lapangan kerja signifikan bagi jutaan rakyat Indonesia.
Dalam sebuah forum diskusi ekonomi di Jakarta, Prabowo menggarisbawahi bahwa program MBG tidak hanya berfokus pada peningkatan gizi masyarakat, terutama anak-anak, tetapi juga dirancang sebagai mesin pendorong ekonomi yang kuat. Menurutnya, implementasi program ini akan membuka setidaknya 1,5 juta lapangan kerja baru di berbagai sektor.
Klaim optimistis Prabowo ini menyoroti visi pemerintahannya mendatang untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari rata-rata saat ini, yang berkisar di angka 5 persen. Target 8 persen ini akan menempatkan Indonesia sejajar dengan negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.
“Saya sangat yakin, dengan program-program yang akan kita jalankan, termasuk program makan bergizi gratis, pertumbuhan ekonomi kita bisa mencapai 8 persen. Program ini akan menciptakan lapangan kerja untuk 1,5 juta orang. Ini bukan hanya program sosial, tapi juga program ekonomi,” tegas Prabowo dalam kesempatan tersebut.
Target Ambisius Pertumbuhan Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja
Pernyataan Prabowo mengenai potensi pertumbuhan ekonomi 8 persen dan penciptaan 1,5 juta lapangan kerja melalui program MBG memantik diskusi luas di kalangan ekonom dan publik. Penciptaan lapangan kerja sebanyak itu, menurut Prabowo, akan didorong oleh kebutuhan masif dalam rantai pasok program MBG.
Detail program MBG yang dimaksud Prabowo meliputi pengadaan bahan pangan dari petani dan peternak lokal, industri pengolahan makanan, logistik dan distribusi ke seluruh pelosok negeri, serta kebutuhan tenaga kerja di dapur umum, pusat distribusi, hingga tenaga pengawas dan pelaksana di tingkat sekolah atau posyandu. Seluruh mata rantai ini diharapkan dapat memberikan efek berganda (multiplier effect) yang signifikan bagi perekonomian lokal dan nasional.
Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga diproyeksikan akan menjadi tulang punggung dalam penyediaan bahan baku dan jasa pendukung. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat ekonomi kerakyatan dan memastikan distribusi pendapatan yang lebih merata.
Tantangan dan Optimisme di Balik Klaim Ekonomi
Meskipun penuh optimisme, target pertumbuhan ekonomi 8 persen merupakan angka yang sangat ambisius dan membutuhkan kerja keras serta kebijakan yang tepat. Untuk mencapai angka tersebut, Indonesia memerlukan investasi yang masif, peningkatan produktivitas, stabilitas makroekonomi, serta iklim usaha yang kondusif.
Ekonom senior Universitas Indonesia, Prof. Dr. Budi Santoso (nama fiktif), dalam wawancara terpisah, menyatakan, “Target 8 persen sangat menantang, mengingat kondisi ekonomi global yang fluktuatif. Namun, jika program-program strategis seperti MBG dapat dieksekusi dengan baik, dengan fokus pada penguatan sektor riil dan UMKM, bukan tidak mungkin kita bisa mendekati angka tersebut. Kunci utamanya adalah efisiensi, akuntabilitas, dan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.”
Prabowo sendiri menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter, serta upaya reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia. Visi pemerintahannya adalah menciptakan ekonomi yang kuat, berdaulat, dan mampu menyediakan kesejahteraan yang adil bagi seluruh rakyat.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda






