Jakarta, 14 November 2025 – Presiden terpilih Republik Indonesia, Prabowo Subianto, baru-baru ini kembali mengenang sebuah babak penting dalam perjalanan hidupnya yang jarang terungkap ke publik. Dalam sebuah kesempatan, ia menceritakan bagaimana Kerajaan Yordania, melalui keluarga rajanya, telah membuka pintu dan memberikan dukungan tulus di saat-saat paling menantang dalam kariernya, sekitar 25 hingga 26 tahun silam.
Kisah ini menyoroti dimensi pribadi dari hubungan internasional, di mana persahabatan dan kemanusiaan melampaui batas-batas politik. Pengakuan Prabowo ini memberikan perspektif baru tentang fondasi hubungan diplomatik yang kuat antara Indonesia dan Yordania, yang tidak hanya dibangun di atas kepentingan negara, tetapi juga oleh ikatan personal yang mendalam.
Jejak Yordania dalam Periode Krusial
Sekitar seperempat abad yang lalu, Prabowo Subianto menghadapi periode krusial dalam kehidupannya yang diwarnai oleh tantangan dan perubahan signifikan. Ini adalah masa ketika ia harus menata kembali langkah dan visinya setelah sejumlah peristiwa besar yang mempengaruhi karier militernya. Dalam situasi seperti itu, dukungan dari pihak luar menjadi sangat berarti.
Yordania, sebuah negara yang memiliki sejarah panjang dalam diplomasi dan keramahan, menjadi tujuan dan tempat perlindungan baginya. Keluarga Kerajaan Yordania, yang dikenal dengan sikap terbuka dan komitmennya terhadap persahabatan antar bangsa, menyambut Prabowo dengan tangan terbuka. Sambutan ini bukan sekadar formalitas diplomatik, melainkan gestur kemanusiaan yang mendalam, memberikan ruang dan kesempatan bagi Prabowo untuk refleksi dan pemulihan.
Prabowo Subianto menjelaskan, dukungan yang diterimanya dari Kerajaan Hashemite, khususnya dari Yang Mulia Raja dan anggota keluarga kerajaan lainnya, adalah sebuah anugerah tak ternilai. Mereka tidak hanya menyediakan tempat tinggal, tetapi juga dukungan moral yang sangat dibutuhkan di masa sulit tersebut. Kehadiran di Yordania memberinya kesempatan untuk menenangkan diri, merancang strategi masa depan, dan memperkuat jaringannya di kancah internasional.
“Ketika pintu-pintu lain mungkin terasa tertutup, Yordania dengan tulus membuka tangannya. Dukungan dari Yang Mulia Raja dan keluarga kerajaan di masa sulit itu adalah anugerah yang tak akan pernah saya lupakan. Itu adalah bukti nyata persahabatan sejati dan kemanusiaan yang melampaui batas,” ungkap Prabowo, menggambarkan betapa berharganya pengalaman itu baginya.
Ikatan Personal yang Terjalin Kuat
Kisah ini lebih dari sekadar catatan kaki dalam biografi seorang tokoh; ia adalah cerminan dari bagaimana hubungan personal dapat membentuk landasan diplomasi yang kuat. Pengalaman Prabowo di Yordania telah menumbuhkan ikatan emosional yang mendalam antara dirinya dengan negara dan keluarga kerajaan tersebut.
Dukungan yang tulus dari Yordania di masa genting tidak hanya membantu Prabowo secara pribadi, tetapi juga memperkuat persepsinya tentang pentingnya solidaritas internasional dan persahabatan antar pemimpin. Hubungan yang terjalin erat ini diperkirakan akan terus menjadi aset berharga bagi Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, membuka jalan bagi kerjasama yang lebih erat di berbagai bidang, mulai dari pertahanan, ekonomi, hingga budaya.
Pengungkapan kembali kisah ini oleh Prabowo, yang kini berada di puncak kepemimpinan nasional, menunjukkan bahwa kenangan atas dukungan di masa sulit tersebut tetap terukir jelas dalam benaknya. Ini menjadi pengingat bahwa di balik panggung politik yang serba cepat, nilai-nilai kemanusiaan dan persahabatan sejati tetap memiliki tempat yang istimewa dan abadi.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda






