NEW YORK, 22 September 2025 – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato yang sangat dinanti di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York hari ini. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo menegaskan kembali posisi tak tergoyahkan Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina, sembari mengisyaratkan kemungkinan pengakuan terhadap Negara Israel dengan syarat yang jelas dan tegas.
Dalam pidatonya yang disaksikan oleh para pemimpin dunia dan delegasi dari 193 negara anggota, Prabowo menekankan pentingnya perdamaian abadi di Timur Tengah yang hanya dapat tercapai melalui solusi dua negara yang komprehensif. Pernyataan ini disambut dengan tepuk tangan di aula Sidang Umum, menunjukkan pengakuan atas posisi Indonesia yang berprinsip dan mencari jalan tengah.
Komitmen Tak Goyah untuk Palestina
Presiden Prabowo memulai pidatonya dengan menggarisbawahi sejarah panjang dukungan Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina. Ia menegaskan bahwa kemerdekaan Palestina bukan hanya isu politik, tetapi juga masalah keadilan kemanusiaan yang menjadi landasan konstitusi Indonesia.
“Indonesia akan selalu berdiri teguh bersama rakyat Palestina dalam perjuangan mereka untuk kemerdekaan dan kedaulatan penuh. Kami menuntut diakhirinya pendudukan ilegal dan mewujudkan hak-hak dasar rakyat Palestina, termasuk hak untuk menentukan nasib sendiri dan mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” ujar Presiden Prabowo.
Ia juga menyerukan komunitas internasional untuk meningkatkan upaya dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada Gaza dan wilayah pendudukan lainnya, serta memastikan akses tanpa hambatan bagi organisasi kemanusiaan. Prabowo menegaskan bahwa Indonesia akan terus aktif dalam forum-forum internasional untuk menyuarakan penderitaan rakyat Palestina dan mendesak implementasi resolusi PBB terkait.
Syarat Pengakuan Israel dalam Kerangka Solusi Dua Negara
Dalam bagian yang dianggap sebagai poin krusial dalam pidatonya, Presiden Prabowo secara eksplisit menyatakan bahwa Indonesia akan mempertimbangkan pengakuan diplomatik terhadap Negara Israel, namun dengan satu prasyarat mutlak: kemerdekaan penuh bagi Palestina. Pernyataan ini menandai nuansa diplomatik yang lebih terperinci dalam kebijakan luar negeri Indonesia mengenai konflik Israel-Palestina.
Menurut Prabowo, langkah tersebut merupakan bagian dari visi Indonesia untuk mendorong perdamaian yang komprehensif dan berkelanjutan di kawasan. “Indonesia percaya pada solusi dua negara yang adil, di mana Negara Palestina dan Negara Israel dapat hidup berdampingan secara damai dan aman dalam batas-batas yang diakui secara internasional,” tambahnya.
Para analis politik di 23 September 2025 melihat pernyataan ini sebagai upaya Indonesia untuk tetap berpegang pada prinsip non-blok dan keadilan, sambil mencari peran konstruktif dalam mendorong resolusi konflik yang telah berlangsung puluhan tahun. Sikap ini diharapkan dapat membuka ruang dialog baru, meskipun tantangan implementasinya tetap besar.
Sidang Umum PBB akan berlanjut dengan agenda pembahasan isu-isu global lainnya, namun pidato Presiden Prabowo Subianto hari ini telah menarik perhatian signifikan dan menegaskan kembali posisi Indonesia sebagai aktor penting dalam diplomasi internasional.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda