Home / News / Prabowo: Bung Karno Ayah, PDIP-Gerindra Kakak Adik, Sinyal Rekonsiliasi Politik

Prabowo: Bung Karno Ayah, PDIP-Gerindra Kakak Adik, Sinyal Rekonsiliasi Politik

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kembali melontarkan pernyataan yang mengundang perhatian publik, khususnya terkait hubungan politik antara Partai Gerindra dan PDI Perjuangan (PDIP). Di hadapan Ketua DPR RI Puan Maharani, yang merupakan cucu proklamator dan Presiden pertama RI, Soekarno atau Bung Karno, Prabowo secara tegas menyebut Bung Karno sebagai ‘ayahnya’. Pernyataan ini sekaligus diikuti dengan penegasan bahwa PDIP dan Gerindra adalah ‘kakak adik’, mengisyaratkan kedekatan yang mendalam.

Membangun Jembatan Sejarah dan Politik

Pernyataan Prabowo yang menyebut Bung Karno sebagai ayahnya bukanlah kali pertama diungkapkannya, namun konteks penyampaiannya di hadapan Puan Maharani, salah satu representasi trah Soekarno dan tokoh sentral PDIP, memberikan bobot politik yang signifikan. Gestur ini ditafsirkan sebagai upaya Prabowo untuk membangun jembatan emosional dan ideologis dengan basis massa serta elite PDIP, yang selama beberapa pemilu terakhir menjadi rival utama Gerindra.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga secara eksplisit menyatakan bahwa PDI Perjuangan dan Gerindra adalah “kakak adik”. Frasa ini, dalam konteks politik Indonesia, seringkali digunakan untuk menggambarkan hubungan yang sangat dekat, bahkan familial, di antara dua entitas politik yang diharapkan dapat bekerja sama atau setidaknya menjaga harmoni. Pernyataan ini muncul di tengah spekulasi intens mengenai konfigurasi koalisi pemerintahan di masa depan, pasca-Pemilihan Presiden dan Legislatif 2024.

Pengamat politik menilai bahwa klaim “ayah” dan “kakak adik” ini adalah strategi Prabowo untuk merangkul kembali narasi persatuan nasional yang kerap diusung oleh Bung Karno, sekaligus mencairkan ketegangan politik yang mungkin masih tersisa dari kontestasi sengit di masa lalu. Langkah ini dianggap penting untuk menciptakan stabilitas politik dan pemerintahan yang kuat di bawah kepemimpinan mendatang.

Respons PDIP dan Potensi Koalisi

Pernyataan Prabowo tersebut disambut dengan berbagai respons dari kalangan PDI Perjuangan. Salah satu tokoh senior PDIP yang memberikan tanggapan adalah Ketua Fraksi PDIP DPR RI, Said Abdullah. Said Abdullah menyatakan bahwa ungkapan Prabowo dapat dimaknai sebagai upaya untuk merekatkan kembali persaudaraan antar-anak bangsa, terlepas dari perbedaan pandangan politik yang pernah ada.

“Pernyataan Bapak Prabowo Subianto adalah angin segar bagi dinamika politik nasional. Ini menunjukkan adanya keinginan untuk membangun rekonsiliasi dan kebersamaan. Kami dari PDI Perjuangan senantiasa terbuka untuk silaturahmi dan dialog demi kepentingan bangsa dan negara,” ujar Said Abdullah dalam keterangannya di Jakarta, 22 July 2025.

Menurut Said Abdullah, sejarah panjang persahabatan antara tokoh-tokoh Gerindra dan PDIP, meskipun sempat diwarnai persaingan, kini harus lebih diutamakan. Ia menekankan bahwa kepentingan bangsa di atas segalanya, dan kolaborasi antara partai-partai besar sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan ke depan. Respons positif ini memicu spekulasi lebih lanjut mengenai kemungkinan PDIP bergabung dalam koalisi pemerintahan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto atau setidaknya menjalin hubungan yang lebih konstruktif.

Analisis politik juga menyoroti bahwa jika kedua partai besar ini, yang memiliki basis massa signifikan, dapat berkolaborasi, maka pemerintahan yang akan datang berpotensi memiliki dukungan parlemen yang sangat kuat. Hal ini dapat mempermudah implementasi program-program strategis dan menjaga stabilitas politik negara dalam lima tahun ke depan. Namun demikian, keputusan akhir mengenai arah koalisi dan posisi politik PDIP akan sangat bergantung pada dinamika internal partai dan arahan dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Tagged: