Home / News / Ponsel Diplomat Kemlu Hilang Terdeteksi di Grand Indonesia, Pencarian Berlanjut

Ponsel Diplomat Kemlu Hilang Terdeteksi di Grand Indonesia, Pencarian Berlanjut

JAKARTA – Keberadaan ponsel Samsung S22 Ultra milik Arya Daru Pangayunan atau ADP (39), seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia, masih menjadi misteri meski perangkat tersebut telah terdeteksi berada di area pusat perbelanjaan Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Insiden hilangnya ponsel pribadi yang berpotensi menyimpan data sensitif ini menarik perhatian karena status pemiliknya sebagai pejabat negara.

Kronologi Hilangnya Perangkat Vital

Menurut informasi yang dihimpun, ponsel pintar milik Arya Daru Pangayunan diketahui hilang beberapa hari lalu. Belum jelas detail kronologi hilangnya perangkat tersebut, apakah karena terjatuh, tertinggal, atau bahkan dicuri. Namun, upaya pencarian segera dilakukan oleh ADP menggunakan fitur pelacakan bawaan Samsung, Find My Mobile, yang memungkinkan pemilik melacak lokasi perangkat mereka dari jarak jauh.

Pada 29 July 2025, fitur pelacakan tersebut menunjukkan sinyal terakhir ponsel berada di dalam kompleks Mal Grand Indonesia. Informasi ini memicu harapan akan ditemukannya kembali perangkat tersebut. Namun, pencarian fisik yang dilakukan di lokasi, baik oleh ADP sendiri maupun dengan bantuan pihak keamanan mal, belum membuahkan hasil. Deteksi lokasi yang cukup luas di dalam area mal membuat proses penemuan menjadi semakin kompleks.

Ponsel Samsung S22 Ultra dikenal sebagai salah satu gawai premium dengan fitur keamanan canggih. Namun, kemampuannya untuk terlacak tidak serta-merta menjamin perangkat tersebut dapat ditemukan dengan mudah, terutama jika sudah berpindah tangan atau berada di lokasi yang padat pengunjung seperti pusat perbelanjaan.

Implikasi Keamanan dan Proses Pencarian

Hilangnya ponsel seorang diplomat bukan sekadar kerugian materiil, melainkan juga berpotensi pada risiko keamanan data yang signifikan. Ponsel pribadi seorang diplomat bisa saja menyimpan berbagai informasi penting, mulai dari kontak kolega, dokumen non-rahasia, hingga komunikasi pribadi yang sensitif. Potensi penyalahgunaan data menjadi kekhawatiran utama dalam kasus ini.

“Kehilangan ponsel bagi siapa pun, apalagi seorang diplomat, bukan hanya kerugian materiil, namun juga potensi bocornya data sensitif. Pentingnya mengaktifkan enkripsi dan fitur pelacak tidak bisa diremehkan, namun yang terpenting adalah kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar dan jangan pernah menyimpan data yang terlalu krusial tanpa cadangan atau pengamanan berlapis,” ujar Dr. Budi Santoso, seorang pakar keamanan siber independen, menanggapi kasus ini.

Saat ini, ADP dikabarkan telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melaporkan kehilangan ini dan meminta bantuan lebih lanjut dalam pencarian. Pihak berwenang kemungkinan akan meninjau rekaman kamera pengawas (CCTV) di area Grand Indonesia untuk melacak pergerakan ponsel atau individu yang mungkin menemukannya. Kerja sama dengan manajemen mal juga vital untuk mempersempit area pencarian.

Kasus ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat umum, terutama bagi mereka yang memiliki profesi dengan tingkat kerahasiaan tinggi, untuk senantiasa memastikan data dalam perangkat mobile mereka terlindungi dengan baik. Penggunaan kata sandi kuat, otentikasi dua faktor, enkripsi data, serta fitur penghapusan data jarak jauh (remote wipe) adalah langkah-langkah krusial yang harus diterapkan.

Meskipun telah terdeteksi, pencarian ponsel diplomat Arya Daru Pangayunan masih terus berlanjut dengan harapan perangkat tersebut dapat segera ditemukan dan data di dalamnya tetap aman. Pihak Kemlu belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini, namun diharapkan langkah-langkah pengamanan data telah menjadi prioritas utama bagi seluruh stafnya.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Tagged: