JAKARTA – Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) korban longsor di Cibeunying, Kabupaten [Nama Kabupaten], Jawa Barat, yang telah berlangsung selama beberapa hari, resmi ditutup pada 24 November 2025. Menyusul penutupan ini, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Kaisar, menyerukan agar momentum tersebut dijadikan refleksi dan dorongan kuat untuk memperkuat kesiapsiagaan nasional menghadapi potensi bencana alam di masa mendatang.
Fokus pada Penutupan Operasi SAR dan Dampaknya
Penutupan operasi SAR di Cibeunying menandai berakhirnya fase respons darurat terhadap bencana tanah longsor yang telah menyebabkan puluhan korban jiwa dan orang hilang, serta memaksa ratusan warga mengungsi. Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan relawan telah bekerja keras di medan yang sulit, menghadapi tantangan cuaca ekstrem dan kondisi tanah yang labil. Meskipun upaya maksimal telah dilakukan, tidak semua korban dapat ditemukan, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.
Keputusan penutupan operasi SAR diambil berdasarkan evaluasi menyeluruh oleh tim di lapangan, mempertimbangkan durasi pencarian, cakupan area yang telah disisir, serta probabilitas penemuan korban yang semakin rendah. Meskipun pencarian aktif dihentikan, pemerintah daerah dan pihak terkait tetap berkomitmen untuk terus memantau lokasi dan memberikan dukungan psikososial serta rehabilitasi bagi korban dan penyintas yang terdampak.
Desakan Kaisar untuk Kesiapsiagaan Berkelanjutan
Menanggapi situasi ini, Anggota DPR Kaisar menekankan bahwa insiden Cibeunying harus menjadi pengingat yang menyakitkan namun krusial akan kerentanan Indonesia terhadap bencana alam. Ia mendesak pemerintah pusat dan daerah, bersama seluruh elemen masyarakat, untuk secara signifikan meningkatkan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan.
Kaisar menyoroti pentingnya sistem peringatan dini yang efektif dan terintegrasi, edukasi publik mengenai mitigasi bencana secara masif, serta pembangunan infrastruktur yang tahan gempa dan longsor. Menurutnya, investasi dalam kesiapsiagaan jauh lebih hemat dan efektif daripada biaya yang harus dikeluarkan untuk respons darurat dan pemulihan pasca-bencana.
“Ini bukan hanya soal menemukan korban setelah bencana terjadi, tetapi bagaimana kita mencegah agar lebih banyak nyawa tidak melayang di kemudian hari. Kita harus belajar dari setiap tragedi. Penutupan operasi SAR Cibeunying bukan berarti masalah selesai, melainkan harus menjadi pemicu untuk evaluasi komprehensif dan peningkatan kesiapsiagaan di seluruh pelosok negeri. Setiap rupiah yang kita alokasikan untuk pencegahan adalah investasi untuk masa depan bangsa yang lebih aman,” ujar Kaisar dalam keterangannya kepada media pada 24 November 2025.
Indonesia, yang terletak di Cincin Api Pasifik dan pertemuan tiga lempeng tektonik utama, secara inheren rentan terhadap berbagai jenis bencana alam, mulai dari gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, hingga banjir dan tanah longsor. Perubahan iklim global juga semakin memperparah frekuensi dan intensitas kejadian hidrometeorologi, menuntut adaptasi dan respons yang lebih sigap dari seluruh pemangku kepentingan.
Legislator tersebut juga menyerukan koordinasi yang lebih erat antarlembaga, mulai dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di tingkat pusat hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Pelibatan komunitas lokal, melalui pelatihan dan simulasi bencana yang berkelanjutan, juga dianggap krusial untuk membangun ketahanan dari tingkat akar rumput dan memastikan respons yang cepat serta tepat sasaran saat bencana melanda.
Dengan berakhirnya operasi SAR Cibeunying, perhatian kini harus beralih dari respons darurat ke strategi jangka panjang pencegahan dan mitigasi. Desakan Anggota DPR Kaisar menjadi pengingat penting bahwa kesiapsiagaan bukanlah pilihan, melainkan keharusan mutlak bagi negara yang terus dihadapkan pada ancaman bencana alam. Hanya dengan upaya kolektif dan berkelanjutan, dampak buruk dari bencana dapat diminimalisir di masa depan.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda






