JAKARTA – Setelah bertahun-tahun dalam ketidakpastian, secercah harapan sekaligus ketegangan menyelimuti keluarga dua individu yang hilang dalam peristiwa demo besar pada Agustus 20XX. Penemuan dua kerangka manusia di reruntuhan Gedung Kantor ACC Kwitang, Jakarta Pusat, kini memicu langkah krusial: tes DNA untuk mengidentifikasi apakah jasad tersebut adalah orang-orang yang mereka cari selama ini. Penemuan ini membawa kembali ingatan akan kekacauan yang terjadi bertahun-tahun lalu, ketika aksi massa diwarnai insiden kebakaran dan vandalisme di berbagai titik Ibu Kota, termasuk di area Kwitang.
Pihak kepolisian telah mengonfirmasi bahwa keluarga dari dua orang yang dilaporkan hilang sejak insiden demo Agustus tersebut telah dimintai sampel DNA. Proses ini menjadi tahapan penting dalam upaya mengungkap misteri keberadaan mereka yang tak pulang sejak hari nahas itu. Gedung ACC Kwitang sendiri, yang menjadi lokasi penemuan, telah lama terbengkalai pasca-kebakaran hebat yang melanda saat kerusuhan pecah dan menyebabkan kerusakan parah pada strukturnya.
Kisah Pencarian Bertahun-tahun dan Harapan Keluarga
Bagi keluarga para korban hilang, setiap hari adalah perjuangan melawan ketidakpastian. Mereka telah menempuh berbagai cara, dari melapor ke pihak berwenang, menyebar poster, hingga mendatangi setiap lokasi yang diduga terkait dengan hilangnya anggota keluarga mereka. “Kami tidak pernah menyerah. Setiap informasi, sekecil apa pun, selalu kami tindak lanjuti, karena harapan itu selalu ada,” ujar salah satu anggota keluarga, yang memilih tidak disebutkan namanya, seperti dikutip dari sumber terdekat. Penemuan kerangka ini, meskipun membawa kemungkinan terburuk, juga menawarkan harapan akan sebuah akhir dari penantian panjang mereka.
“Penemuan ini adalah titik balik, entah itu membawa kabar baik atau buruk. Yang pasti, kami berharap bisa mendapatkan kejelasan dan mengakhiri penantian panjang yang menyiksa ini. Kami hanya ingin mereka kembali, atau setidaknya kami tahu apa yang terjadi,” ungkap perwakilan keluarga korban dalam pernyataan resminya kepada media pada 02 November 2025, menyiratkan permohonan akan keadilan dan penutupan kasus.
Dua kerangka manusia tersebut ditemukan tertimbun di bawah reruntuhan plafon dan tumpukan puing sisa kebakaran di salah satu lantai gedung yang telah lama tidak terjamah. Kondisi gedung yang rapuh dan penuh material berbahaya membuat proses evakuasi dan identifikasi awal berlangsung hati-hati. Tim forensik kepolisian bersama tim SAR gabungan butuh waktu beberapa hari untuk membersihkan area dan mengamankan temuan tersebut tanpa merusak barang bukti lainnya, mengindikasikan kesulitan medan di lokasi.
Proses Identifikasi DNA dan Langkah Penyelidikan
Proses identifikasi DNA saat ini sedang berlangsung di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri. Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Metro Jaya menyatakan bahwa pencocokan sampel DNA dari keluarga dengan sampel yang diambil dari kerangka akan memakan waktu, mengingat kondisi kerangka yang ditemukan dan kompleksitas proses forensik. “Kami berupaya maksimal untuk melakukan identifikasi secepat dan seakurat mungkin. Hasil tes DNA akan menjadi kunci untuk memastikan identitas kerangka yang ditemukan,” jelasnya, menggarisbawahi pentingnya akurasi data.
Selain tes DNA, tim penyidik juga akan melakukan investigasi lebih lanjut terkait penyebab kematian dan kronologi insiden yang mungkin menyebabkan kedua individu tersebut terperangkap di dalam gedung. Penyelidikan akan mencakup pemeriksaan ulang rekaman CCTV di sekitar lokasi jika ada yang masih berfungsi, serta wawancara dengan saksi mata yang mungkin memiliki informasi relevan tentang kondisi Gedung ACC Kwitang pada saat demo Agustus 20XX terjadi. Pihak kepolisian tidak menutup kemungkinan adanya unsur pidana jika terbukti ada kelalaian atau kesengajaan yang mengakibatkan korban jiwa, dan akan menjerat pihak yang bertanggung jawab sesuai hukum yang berlaku.
Penemuan ini bukan hanya sebuah kasus forensik, melainkan juga simbol dari trauma kolektif yang mendalam akibat peristiwa kelam di masa lalu. Masyarakat berharap agar proses identifikasi dapat berjalan lancar dan memberikan kejelasan yang adil bagi keluarga korban, serta menjadi pelajaran berharga dalam menjaga ketertiban dan keamanan di masa mendatang demi terwujudnya keadilan sosial.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda






