JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara resmi meluncurkan rangkaian peringatan Hari Santri 2025 dengan tema sentral “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Mulia”. Acara Kick Off yang berlangsung khidmat di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, pada Jumat, 10 Oktober 2025, menandai dimulainya persiapan perayaan akbar yang setiap tahunnya menjadi momentum refleksi dan apresiasi terhadap kontribusi santri bagi bangsa dan negara. Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, memimpin langsung acara tersebut, menegaskan kembali peran strategis santri dalam menjaga kemerdekaan dan membangun masa depan peradaban Indonesia yang luhur.
Mengukuhkan Peran Santri dalam Menjaga Kedaulatan Bangsa
Tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Mulia” dipilih bukan tanpa alasan. Menurut Kiai Yahya, tema ini merefleksikan dua pilar fundamental peran santri. Pertama, komitmen tak tergoyahkan untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata. Santri, sejak era perjuangan kemerdekaan, telah menjadi garda terdepan dalam membela tanah air dari penjajahan, dan kini peran tersebut bertransformasi menjadi penjaga nilai-nilai kebangsaan, Pancasila, dan UUD 1945 dari berbagai ancaman, termasuk polarisasi sosial dan ideologi transnasional yang merongrong keutuhan bangsa.
Kedua, visi jangka panjang untuk mendorong Indonesia menjadi bangsa yang tidak hanya merdeka secara politik, tetapi juga unggul dalam peradaban. Peradaban mulia yang dimaksud meliputi kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, akhlak yang luhur, keadilan sosial, dan kemandirian ekonomi. PBNU memandang bahwa santri, dengan bekal pendidikan agama yang kuat serta wawasan kebangsaan yang mendalam, memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang membawa Indonesia ke arah tersebut. Perayaan Hari Santri 2025 diharapkan dapat menjadi platform untuk mengasah potensi ini, melalui berbagai kegiatan edukatif, sosial, dan kultural yang akan digelar di seluruh penjuru tanah air, mulai dari seminar kebangsaan, lomba inovasi, hingga bakti sosial.
“Santri adalah pewaris sah perjuangan para ulama dan pahlawan. Tugas kita bukan hanya mengenang, tetapi melanjutkan estafet perjuangan dengan mengawal kemerdekaan dan menjadikan Indonesia mercusuar peradaban Islam yang moderat dan maju di mata dunia. Ini adalah amanah yang harus kita tunaikan bersama,” ujar KH Yahya Cholil Staquf dalam pidatonya yang penuh semangat.
Rangkaian Acara dan Harapan PBNU untuk Santri Masa Depan
Kick Off peringatan Hari Santri 2025 dihadiri oleh jajaran pengurus PBNU, perwakilan badan otonom, tokoh masyarakat, serta ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Jabodetabek. Acara ini bukan sekadar seremoni, melainkan forum strategis untuk menyelaraskan persepsi dan menggalang dukungan bagi seluruh rangkaian kegiatan yang akan berlangsung hingga puncak peringatan Hari Santri pada 22 Oktober 2025. Dalam sambutannya, Kiai Yahya juga menyoroti pentingnya adaptasi santri terhadap perkembangan zaman, khususnya dalam menghadapi era digital dan tantangan global. Ia menekankan perlunya santri untuk melek teknologi, kritis dalam berpikir, dan mampu berinovasi demi kemaslahatan umat dan bangsa.
PBNU berharap, melalui tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Mulia”, semangat kepesantrenan dapat terus relevan dan berkontribusi nyata dalam berbagai sektor kehidupan. Mulai dari pendidikan, ekonomi syariah, lingkungan hidup, hingga diplomasi perdamaian dunia. Santri diharapkan tidak hanya menjadi ahli agama, tetapi juga profesional yang berintegritas, inovator yang solutif, serta pemimpin yang adil dan bijaksana yang mampu menjawab tantangan zaman. Pada akhirnya, peringatan Hari Santri 2025 ini diharapkan mampu memupuk rasa cinta tanah air, memperkuat persatuan, dan memantik inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkhidmat kepada bangsa dan agama, menjadikan Indonesia sebagai negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Laporan ini ditulis pada 11 October 2025.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda