JAKARTA – Perhelatan akbar Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang sedianya menjadi ajang konsolidasi dan penentuan arah partai, diwarnai kericuhan hingga baku hantam di arena pertemuan yang berlangsung di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu 27 September 2025. Insiden memalukan ini mencoreng citra partai Islam tertua di Indonesia tersebut dan menimbulkan kekhawatiran akan soliditas internal menjelang agenda politik penting ke depan.
Kericuhan pecah di tengah sesi pleno yang membahas agenda strategis partai, termasuk pemilihan ketua umum baru dan penyusunan AD/ART. Saksi mata dan rekaman video amatir yang beredar menunjukkan ketegangan yang memuncak sejak awal sesi, di mana perbedaan pandangan antar delegasi dari berbagai wilayah memicu adu mulut yang kian panas. Suasana kondusif yang diharapkan para petinggi partai tiba-tiba berubah menjadi arena saling dorong dan beberapa kali terlihat adegan baku hantam.
Kronologi Kericuhan di Arena Muktamar
Berdasarkan informasi yang dihimpun, insiden bermula sekitar pukul 14.00 WIB, ketika salah satu faksi delegasi merasa tidak puas dengan keputusan pimpinan sidang terkait mekanisme pemilihan yang dianggap tidak transparan dan memihak kelompok tertentu. Protes yang awalnya disampaikan secara lisan dengan nada tinggi, berujung pada pelemparan botol air mineral dan mikrofon. Situasi makin tidak terkendali saat beberapa peserta naik ke podium dan mencoba merebut berkas dari meja pimpinan sidang.
Petugas keamanan internal partai, dibantu oleh aparat kepolisian yang bersiaga di lokasi, tampak kewalahan meredakan emosi ratusan peserta muktamar. Beberapa orang dilaporkan mengalami luka ringan akibat dorongan dan benturan. Prosesi muktamar sempat terhenti selama hampir dua jam, dengan pimpinan sidang berupaya menenangkan massa dan meminta agar seluruh pihak menghormati jalannya demokrasi partai.
“Kami sangat menyesalkan insiden ini. Ini adalah tamparan keras bagi kita semua. Seharusnya Muktamar ini menjadi ajang persatuan, bukan perpecahan. Kami akan menindak tegas pihak-pihak yang terbukti menjadi provokator,” ujar Sekretaris Jenderal PPP, Arsul Sani, dalam konferensi pers darurat yang digelar usai kericuhan mereda, 28 September 2025.
Pihak kepolisian juga segera melakukan penyelidikan awal untuk mengidentifikasi pelaku kericuhan. Meskipun tidak ada penangkapan yang dilakukan di tempat, peringatan keras telah disampaikan agar kejadian serupa tidak terulang, mengingat pentingnya menjaga ketertiban dalam sebuah forum nasional yang melibatkan banyak kepentingan.
Reaksi Elit Partai dan Dampak Jangka Panjang
Insiden baku hantam ini segera menuai sorotan tajam dari berbagai pihak, termasuk pengamat politik dan publik. Ketua Umum PPP demisioner, Suharso Monoarfa, dalam pernyataannya, menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan mengedepankan musyawarah mufakat demi kelangsungan partai. “Soliditas adalah kunci masa depan PPP. Jangan biarkan perbedaan pendapat merusak fondasi yang telah kita bangun bersama,” tegas Suharso, menekankan pentingnya persatuan di tengah badai.
Dampak jangka panjang dari kericuhan ini dikhawatirkan akan memengaruhi kredibilitas PPP di mata masyarakat, terutama menjelang Pemilu 2029. Faksionalisme yang terungkap secara terbuka di ajang tertinggi partai ini bisa menjadi preseden buruk dan menyulitkan upaya konsolidasi. Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Dr. Arya Sandi, menyatakan, “Peristiwa di Muktamar PPP ini menunjukkan bahwa pekerjaan rumah internal partai masih sangat besar. Tanpa rekonsiliasi yang tulus, potensi perpecahan akan terus membayangi dan menghambat langkah partai ke depan.”
Meskipun muktamar akhirnya dilanjutkan setelah negosiasi panjang dan pengetatan keamanan yang signifikan, bayang-bayang kericuhan telah meninggalkan jejak mendalam. Para delegasi berharap, keputusan-keputusan yang dihasilkan dapat benar-benar mewakili aspirasi seluruh kader, bukan sekadar hasil kompromi yang dipaksakan oleh tekanan atau ancaman. Masa depan PPP kini sangat bergantung pada kemampuan para elitnya untuk merajut kembali benang-benang persatuan yang sempat koyak di Ancol.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda