Kasus kematian misterius Arya Daru Pangayunan, seorang Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), semakin kompleks setelah ditemukan obat-obatan dan rekam medis di dalam tas pribadinya. Penemuan ini membuka babak baru dalam penyelidikan yang tengah berlangsung, memunculkan beragam spekulasi mengenai penyebab pasti wafatnya diplomat muda tersebut.
Arya Daru Pangayunan, yang dikenal sebagai sosok berprestasi di lingkungan Kemlu, ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya di Jakarta pada 28 July 2025. Sumber kepolisian yang enggan disebut namanya mengonfirmasi bahwa tim identifikasi forensik yang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) menemukan sejumlah obat-obatan resep dan dokumen yang diduga rekam medis milik almarhum di dalam tas pribadinya.
Penemuan Krusial di Kamar Kos
Penemuan obat-obatan dan rekam medis ini menjadi sorotan utama dalam investigasi kematian Arya Daru Pangayunan. Informasi awal menyebutkan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik yang mencolok pada tubuh korban maupun di lokasi kejadian. Namun, temuan ini secara signifikan mengubah arah penyelidikan, menggesernya dari fokus pada kemungkinan tindak kriminalitas ke potensi penyebab internal, seperti kondisi kesehatan yang dirahasiakan.
Hingga saat ini, pihak kepolisian belum memberikan rincian spesifik mengenai jenis obat-obatan yang ditemukan atau isi rekam medis tersebut. “Kami masih dalam tahap penyelidikan mendalam. Semua temuan, termasuk barang pribadi almarhum seperti obat-obatan dan dokumen medis, sedang didalami oleh tim penyidik dan Puslabfor untuk mendapatkan gambaran yang utuh,” ujar seorang petugas yang terlibat dalam penyelidikan, tanpa bisa dikutip namanya secara resmi.
Kementerian Luar Negeri sendiri telah menyampaikan dukacita mendalam atas wafatnya salah satu diplomat mudanya. Pihak Kemlu menyatakan akan terus berkoordinasi dan bekerja sama sepenuhnya dengan aparat penegak hukum guna mengungkap misteri di balik kematian Arya Daru Pangayunan.
Proses Investigasi dan Harapan Keluarga
Proses autopsi terhadap jenazah Arya Daru Pangayunan telah dilakukan, namun hasilnya belum dirilis ke publik. Hasil autopsi diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai penyebab kematian, termasuk apakah ada korelasi antara kondisi medis yang mungkin diderita almarhum dengan keberadaan obat-obatan serta rekam medis tersebut.
Keluarga almarhum, melalui perwakilannya, menyatakan kesedihan mendalam dan harapan besar agar kasus ini segera terungkap. Mereka mendesak pihak kepolisian untuk bekerja secara transparan dan profesional dalam mengungkap setiap detail terkait wafatnya Arya. Kehadiran obat-obatan dan rekam medis di tas almarhum menjadi pertanyaan besar bagi pihak keluarga yang selama ini tidak mengetahui adanya riwayat penyakit serius pada diri Arya.
“Kami memohon kepada pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus ini hingga terang benderang. Keluarga berhak mengetahui penyebab pasti wafatnya Arya dan kami akan terus bekerja sama sepenuhnya dengan penyelidikan,” ujar salah satu perwakilan keluarga yang enggan disebutkan namanya, dalam sebuah pernyataan singkat.
Kematian seorang diplomat, terutama yang masih muda dan memiliki karier menjanjikan, selalu menarik perhatian publik dan memicu beragam spekulasi. Keberadaan obat-obatan dan rekam medis kini menjadi salah satu petunjuk paling signifikan yang diharapkan dapat mengurai benang merah misteri di balik wafatnya Arya Daru Pangayunan. Masyarakat luas, khususnya komunitas diplomatik, menantikan hasil akhir dari penyelidikan yang komprehensif ini.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda