Home / News / Microplastik Cemari Air Hujan Jakarta: Terungkap Asal Muasal dan Bahayanya

Microplastik Cemari Air Hujan Jakarta: Terungkap Asal Muasal dan Bahayanya

Sumber Utama dan Mekanisme Penyebaran

Air hujan yang turun di langit Jakarta ternyata membawa ancaman tersembunyi yang kian menjadi sorotan global. Penelitian terbaru telah mengidentifikasi secara gamblang asal muasal mikroplastik yang mencemari setiap tetesan air di ibu kota. Temuan ini menyoroti kompleksitas masalah polusi di perkotaan dan implikasinya yang lebih luas terhadap lingkungan serta kesehatan masyarakat.

Menurut riset yang dilakukan oleh sejumlah peneliti lingkungan, mikroplastik dalam air hujan Jakarta umumnya berasal dari tiga sumber utama yang terkait erat dengan aktivitas antropogenik. Pertama, serat sintetis dari pakaian seperti poliester dan nilon yang terlepas saat pencucian atau keausan. Serat-serat mikroskopis ini sangat ringan dan mudah terbawa angin. Kedua, debu halus yang berasal dari gesekan ban kendaraan dengan aspal serta partikel-partikel dari kampas rem, yang semuanya mengandung polimer plastik. Mengingat tingginya kepadatan lalu lintas di Jakarta, kontribusi dari sektor transportasi sangat signifikan.

Sumber ketiga yang tak kalah penting adalah sisa pembakaran sampah plastik, terutama yang dilakukan secara terbuka atau tidak sempurna. Proses pembakaran ini melepaskan partikel plastik dalam ukuran nano dan mikro ke atmosfer. Partikel-partikel mikroskopis ini dapat terangkat dengan mudah ke atmosfer melalui berbagai cara, seperti debu jalanan yang terhembus angin, asap dari aktivitas pembakaran, dan emisi dari berbagai kegiatan industri. Setelah mencapai ketinggian tertentu, mereka bercampur dengan uap air dan kemudian jatuh kembali ke bumi bersama air hujan, melengkapi siklus polusi yang mengkhawatirkan.

Ancaman Serius bagi Lingkungan dan Kesehatan

Kehadiran mikroplastik dalam air hujan ini bukan sekadar fenomena lingkungan yang menarik, melainkan sebuah peringatan akan ancaman serius yang mengintai. Partikel-partikel kecil ini, yang berukuran kurang dari lima milimeter, memiliki kemampuan untuk menyebar luas dan bertahan lama di lingkungan. Ketika jatuh bersama air hujan, mereka akan masuk ke dalam tanah, mencemari sumber air permukaan dan bawah tanah, hingga akhirnya mengalir ke laut. Ini berarti seluruh ekosistem, dari darat hingga perairan, berpotensi terkontaminasi.

Dampak terhadap lingkungan sangat beragam. Mikroplastik dapat diserap oleh tanaman, dikonsumsi oleh hewan air dan darat, sehingga masuk ke dalam rantai makanan. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan, masalah reproduksi, bahkan kematian pada organisme. Bagi manusia, kontaminasi mikroplastik dalam air hujan menimbulkan kekhawatiran yang besar. Meskipun penelitian mengenai dampak langsung mikroplastik terhadap kesehatan manusia masih terus berkembang, potensi inhalasi partikel ini melalui udara atau konsumsi melalui air yang terkontaminasi tidak dapat diabaikan. Para ahli menduga, partikel ini dapat membawa zat kimia berbahaya yang diserap dari lingkungan, serta berpotensi menyebabkan peradangan atau gangguan pada sel tubuh.

Temuan ini mempertegas urgensi penanganan masalah sampah plastik dan polusi udara di perkotaan. Mikroplastik, meskipun tak terlihat mata telanjang, memiliki dampak kumulatif yang berbahaya bagi ekosistem dan berpotensi pada kesehatan manusia. Kita tidak bisa lagi mengabaikannya, ujar Dr. Citra Lestari, seorang ahli toksikologi lingkungan dari Universitas Indonesia, dalam sebuah wawancara pada 22 October 2025.

Sebagai kota metropolitan padat penduduk dengan tingkat aktivitas industri dan transportasi yang tinggi, Jakarta menjadi sangat rentan terhadap isu polusi mikroplastik ini. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah komprehensif dan kolaboratif dari berbagai pihak. Ini mencakup peningkatan pengelolaan sampah yang lebih baik, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, peningkatan kesadaran masyarakat tentang jenis pakaian yang mereka gunakan, serta regulasi ketat terhadap emisi industri dan pembakaran sampah. Tanpa tindakan serius, ancaman mikroplastik dalam air hujan akan terus menjadi momok yang membayangi kehidupan kita di masa depan.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Tagged: