Home / News / Masa Depan Formula E di Jakarta: Kontrak 2026 Masih dalam Pembahasan Serius

Masa Depan Formula E di Jakarta: Kontrak 2026 Masih dalam Pembahasan Serius

Meski Jakarta telah dipastikan kembali menjadi tuan rumah ajang balap mobil listrik dunia, Formula E, untuk tahun 2025, kelanjutan perhelatan ini pada edisi 2026 masih diselimuti ketidakpastian. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyatakan bahwa kelanjutan kontrak tersebut saat ini masih dalam tahap pertimbangan komprehensif bersama pihak penyelenggara.

Evaluasi Komprehensif untuk Keberlanjutan Balapan Mobil Listrik

Pengumuman bahwa Jakarta akan kembali menggelar balapan Formula E pada 2025 telah disambut antusias oleh para penggemar motorsport dan komunitas mobil listrik. Namun, fokus kini bergeser pada nasib balapan di tahun-tahun berikutnya. Proses pengambilan keputusan untuk Formula E 2026 melibatkan serangkaian diskusi mendalam antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Formula E Operations (FEO) sebagai promotor kejuaraan.

Gubernur Anung menekankan bahwa proses pengambilan keputusan ini memerlukan kajian yang matang dan menyeluruh. Ini bukan hanya tentang aspek teknis atau komersial, tetapi juga mempertimbangkan dampak yang lebih luas bagi kota dan masyarakat Jakarta secara keseluruhan. Balapan Formula E sendiri telah diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2022 dan 2023, mendapatkan respons yang bervariasi dari masyarakat, mulai dari dukungan penuh hingga kritik terkait biaya dan dampak lalu lintas.

Kami sedang dalam tahap pertimbangan yang mendalam bersama dengan penyelenggara terkait kelanjutan kontrak untuk tahun 2026. Keputusan ini memerlukan kajian yang komprehensif, tidak hanya dari sisi finansial, tetapi juga dampak luasnya bagi kota dan masyarakat Jakarta, kata Gubernur Pramono Anung, 25 June 2025, saat dimintai keterangan.

Pertimbangan Strategis dan Dampak Ekonomi-Lingkungan

Keputusan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan kontrak Formula E pada 2026 akan didasarkan pada sejumlah faktor strategis. Salah satu pertimbangan utama adalah aspek finansial. Penyelenggaraan ajang sekelas Formula E membutuhkan investasi yang tidak sedikit, baik dari sisi persiapan infrastruktur, logistik, maupun biaya lisensi. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta perlu memastikan bahwa manfaat yang diperoleh sebanding dengan investasi yang dikeluarkan.

Di sisi lain, Formula E juga menawarkan berbagai keuntungan. Sebagai kejuaraan balap mobil listrik global, Formula E selaras dengan visi Jakarta untuk menjadi kota yang lebih hijau dan berkelanjutan. Penyelenggaraan balapan ini juga dapat meningkatkan citra Jakarta di mata dunia sebagai kota metropolitan yang modern dan mampu menjadi tuan rumah ajang internasional berskala besar. Potensi dampak ekonomi melalui pariwisata, okupansi hotel, dan perputaran ekonomi lokal juga menjadi poin pertimbangan penting.

Dialog antara Pemprov DKI dan FEO/FIA (Federasi Otomotif Internasional) akan berfokus pada detail kontrak, termasuk jadwal, lokasi sirkuit, dukungan logistik, dan potensi mitigasi dampak negatif. Hasil dari pertimbangan ini akan menentukan apakah Jakarta akan terus menjadi bagian dari kalender Formula E global di masa depan, menegaskan posisinya sebagai salah satu kota yang peduli terhadap inovasi dan keberlanjutan energi.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Tagged: