Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,1 mengguncang wilayah Maluku Barat Daya (MBD) pada 01 October 2025 dini hari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa yang berpusat di laut ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami, meski getarannya terasa kuat hingga ke ibu kota kabupaten, Tiakur.
Menurut data BMKG, gempa terjadi tepatnya pukul 03:00 WIT dengan titik koordinat 7.64 Lintang Selatan (LS) dan 127.35 Bujur Timur (BT). Pusat gempa dilaporkan berada di laut, sekitar 120 kilometer barat laut Tiakur, Pulau Moa, pada kedalaman relatif dangkal, 10 kilometer. Kedalaman yang dangkal ini seringkali menyebabkan getaran terasa lebih kuat di permukaan.
Di Kota Tiakur, gempa dirasakan dengan intensitas III MMI (Modified Mercalli Intensity). Skala III MMI menggambarkan getaran terasa nyata di dalam rumah, seolah-olah ada truk besar melintas, membuat benda-benda ringan yang tergantung bergoyang. Meskipun demikian, BMKG menekankan bahwa tidak ada potensi tsunami karena karakteristik gempa yang terjadi.
Respons dan Imbauan Resmi
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan signifikan atau korban jiwa akibat gempa M 6,1 tersebut. Pihak berwenang dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih terus melakukan pemantauan di lapangan untuk mengidentifikasi potensi dampak lebih lanjut, terutama di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di sekitar episentrum.
BMKG mengimbau masyarakat di wilayah terdampak untuk tetap tenang dan tidak panik. Mereka juga diminta untuk tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak bertanggung jawab serta memastikan informasi resmi hanya berasal dari sumber terpercaya.
“Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak panik. Pastikan informasi gempa bersumber dari BMKG serta mengikuti arahan BPBD setempat. Waspada terhadap gempa susulan, namun tidak perlu cemas berlebihan,” demikian pernyataan resmi dari BMKG terkait gempa tersebut, mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan tanpa menimbulkan kepanikan.
Kesiapsiagaan Bencana di Wilayah Rawan
Wilayah Maluku Barat Daya, termasuk kepulauan di sekitarnya, merupakan daerah yang rawan gempa bumi karena posisinya yang berada di zona pertemuan lempeng tektonik aktif. Lempeng Indo-Australia dan Pasifik yang bergerak aktif berinteraksi dengan lempeng-lempeng mikro lainnya di kawasan ini, menyebabkan seringnya terjadi aktivitas seismik.
Pemerintah daerah bersama lembaga terkait terus berupaya meningkatkan mitigasi dan respons bencana, termasuk edukasi kepada masyarakat mengenai cara menyelamatkan diri saat gempa dan pentingnya membangun infrastruktur tahan gempa. Kesiapsiagaan menjadi sangat krusial untuk meminimalkan risiko bencana di masa mendatang, mengingat karakteristik geografis dan geologis wilayah ini yang memang rentan terhadap ancaman gempa bumi dan potensi tsunami.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda