Sebuah insiden tragis menimpa Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang mengangkut puluhan penumpang dan sejumlah kendaraan. Kapal tersebut tenggelam di perairan Selat Bali, tepatnya di jalur penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, pada Rabu malam, 2 Juli 2025. Peristiwa nahas ini tidak hanya menyita perhatian publik nasional tetapi juga menarik sorotan tajam dari sejumlah media internasional.
Kronologi dan Upaya Penyelamatan
Menurut laporan awal dari otoritas setempat, KMP Tunu Pratama Jaya bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, pada Rabu sore. Namun, sekitar pukul 23.00 WIB, saat berada di tengah Selat Bali, kapal tersebut diduga kuat oleng dan kemudian tenggelam dengan cepat. Dugaan awal mengarah pada hantaman gelombang tinggi dan angin kencang yang tiba-tiba menerjang area tersebut.
Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) besar-besaran segera dilancarkan sesaat setelah informasi tenggelamnya kapal diterima. Tim gabungan dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), TNI Angkatan Laut, Kepolisian Perairan (Polair), serta nelayan setempat bahu-membahu melakukan evakuasi. Dari total perkiraan 75 penumpang dan awak kapal yang berada di dalam KMP Tunu Pratama Jaya, sejumlah 58 orang berhasil diselamatkan dan dievakuasi ke pelabuhan terdekat, sebagian besar di antaranya mengalami syok dan luka ringan.
“Ini adalah momen yang sangat genting. Prioritas utama kami adalah menemukan seluruh korban yang masih hilang dan memastikan mereka mendapatkan penanganan medis secepatnya. Kami akan terus bekerja tanpa henti siang dan malam. Kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan utama, namun kami tidak akan menyerah,” ujar Kepala BASARNAS dalam konferensi pers darurat yang digelar di Jembrana, Kamis pagi.
Hingga 03 July 2025, upaya pencarian masih terus dilakukan untuk menemukan setidaknya 17 orang yang dilaporkan masih hilang, termasuk awak kapal dan penumpang. Beberapa puing kapal dan barang-barang pribadi penumpang ditemukan mengapung di sekitar lokasi kejadian, memberikan petunjuk bagi tim SAR.
Reaksi Internasional dan Investigasi Lanjutan
Insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya dengan cepat menjadi perhatian media-media asing. Sejumlah kantor berita besar seperti Reuters, BBC, dan Al Jazeera turut memberitakan kejadian ini, menyoroti besarnya skala kecelakaan dan potensi adanya warga negara asing di antara penumpang, mengingat Selat Bali merupakan jalur vital menuju Pulau Bali yang menjadi destinasi wisata favorit dunia. Pemberitaan internasional ini turut menyoroti respons cepat dari pemerintah Indonesia dalam penanganan bencana maritim.
Untuk mengungkap penyebab pasti insiden ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengirimkan tim investigasi khusus ke lokasi. Tim KNKT akan memeriksa kelayakan kapal, faktor cuaca saat kejadian, hingga prosedur operasional pelayaran yang diterapkan. Menteri Perhubungan juga telah memerintahkan evaluasi menyeluruh terhadap standar keselamatan pelayaran di seluruh lintasan penyeberangan di Indonesia untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
Insiden ini kembali mengingatkan publik akan pentingnya kepatuhan terhadap standar keselamatan maritim, terutama di jalur-jalur penyeberangan vital yang padat penumpang. Pemerintah berkomitmen untuk melakukan investigasi transparan dan menindak tegas pihak-pihak yang terbukti lalai.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda