Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, dengan tegas membantah spekulasi mengenai adanya keretakan atau “pisah jalan” antara organisasi yang ia pimpin dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bantahan ini disampaikan menyusul ramainya pembahasan internal Projo terkait wacana pergantian logo, yang oleh sebagian pihak diinterpretasikan sebagai sinyal adanya pergeseran orientasi politik Projo pasca-periode kepemimpinan Jokowi.
Berbicara kepada awak media di Jakarta pada 03 November 2025, Budi Arie mengungkapkan keheranannya atas interpretasi tersebut. Ia menegaskan bahwa hubungan Projo dengan Presiden Jokowi tetap solid dan tidak akan pernah terputus, meskipun ada dinamika internal organisasi yang mempertimbangkan perubahan identitas visual.
Klarifikasi Budi Arie dan Sejarah Projo
Budi Arie, yang juga menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), menekankan bahwa Projo didirikan dengan satu tujuan utama: mendukung penuh kepemimpinan dan visi Presiden Jokowi sejak awal pencalonannya. “Kami ini lahir dari rahim perjuangan Pak Jokowi. Bagaimana mungkin ada istilah pisah jalan? Itu sungguh pandangan yang tidak berdasar dan keliru,” ujar Budi Arie.
Organisasi Projo dikenal sebagai salah satu kelompok relawan terbesar dan paling militan yang secara konsisten mendukung Jokowi dalam dua kali Pemilihan Presiden, yakni pada tahun 2014 dan 2019. Peran Projo sangat signifikan dalam menggalang dukungan akar rumput dan menyosialisasikan program-program Jokowi kepada masyarakat luas. Kedekatan Budi Arie pribadi dengan Jokowi juga terbukti dengan penunjukannya sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju.
“Hubungan Projo dengan Bapak Presiden Jokowi adalah hubungan yang berlandaskan komitmen dan sejarah perjuangan. Ini bukan sekadar hubungan politik pragmatis, melainkan ikatan ideologis yang telah kami bangun bersama selama bertahun-tahun. Wacana pergantian logo murni adalah bagian dari adaptasi organisasi untuk menghadapi tantangan masa depan, bukan indikasi kami berpaling dari jalan perjuangan Pak Jokowi.”
Wacana Pergantian Logo dan Komitmen Jangka Panjang
Isu pergantian logo Projo mencuat dalam beberapa diskusi internal organisasi, memicu spekulasi di ranah publik tentang masa depan Projo pasca-masa jabatan Presiden Jokowi berakhir. Namun, Budi Arie menjelaskan bahwa pembahasan mengenai logo baru adalah bagian dari proses evaluasi dan penyesuaian organisasi agar tetap relevan dalam konteks politik dan sosial yang terus berkembang.
Menurutnya, setiap organisasi memiliki hak untuk meninjau dan memperbarui identitas visualnya tanpa harus diartikan sebagai perpecahan dengan figur sentral yang pernah didukung. Budi Arie menambahkan bahwa Projo akan terus menjaga semangat dan nilai-nilai yang selama ini diemban oleh Presiden Jokowi, yaitu semangat kebangsaan, gotong royong, dan pembangunan yang merata. Ia menegaskan kembali bahwa loyalitas Projo kepada Jokowi dan ide-ide perjuangannya tidak akan pernah luntur.
Pergantian kepemimpinan nasional pada tahun ini, meskipun menyisakan satu tahun masa transisi, memang memicu berbagai dinamika di kalangan organisasi relawan. Namun, Projo melalui pernyataan ketuanya, berupaya mengirimkan pesan yang jelas bahwa komitmen mereka terhadap nilai-nilai yang dibawa oleh Presiden Jokowi akan tetap menjadi pijakan utama, terlepas dari perubahan-perubahan struktural atau simbolis yang mungkin terjadi di internal organisasi.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda






