Home / News / Kematian Prada Lucky: Sidang Ungkap Kekejaman Senior dan Keterlibatan Berbagai Pihak

Kematian Prada Lucky: Sidang Ungkap Kekejaman Senior dan Keterlibatan Berbagai Pihak

Jakarta – Kasus tragis kematian Prada Lucky P.S. Siahaan, seorang prajurit TNI Angkatan Darat, kini memasuki babak persidangan yang intens, mengungkap detail kekerasan brutal yang diduga dilakukan oleh seniornya. Sebanyak delapan saksi telah dihadirkan di pengadilan militer, memberikan kesaksian pilu tentang malam-malam penuh teror yang berujung pada hilangnya nyawa Prada Lucky.

Peristiwa yang terjadi dalam lingkungan militer ini menyeret tujuh belas terdakwa ke kursi pesakitan, mencerminkan kompleksitas dan spektrum keterlibatan berbagai pihak. Empat di antaranya adalah anggota TNI Angkatan Darat, yang diduga menjadi pelaku utama kekerasan. Selain itu, dua dokter turut menjadi terdakwa, yang perannya dalam insiden ini sedang didalami, kemungkinan terkait dengan penanganan medis atau dugaan kelalaian. Maria Anselina Made, ibu angkat Prada Lucky, juga duduk sebagai terdakwa, mengingat ia adalah orang terakhir yang melihat Lucky dalam keadaan hidup.

Kesaksian Pilu dan Detail Kekerasan Brutal

Sidang yang diselenggarakan secara maraton ini telah menarik perhatian publik, terutama dengan kesaksian para saksi yang menggambarkan atmosfer ketakutan dan penyiksaan. Menurut kesaksian yang terungkap di persidangan, Prada Lucky diduga mengalami serangkaian kekerasan fisik yang tidak manusiawi. Salah satu metode penyiksaan yang disebut-sebut melibatkan penggunaan selang kompresor, sebuah detail mengerikan yang menyoroti tingkat keberingasan para senior yang seharusnya menjadi pembimbing.

Para saksi, yang sebagian besar adalah rekan sesama prajurit, menceritakan bagaimana teror menjadi bagian dari rutinitas, menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi junior. Mereka memberikan gambaran kronologi kejadian, dari intimidasi awal hingga puncaknya yang merenggut nyawa Prada Lucky. Kekerasan tersebut tidak hanya bersifat fisik, melainkan juga mental, yang diduga kuat menjadi penyebab utama ketidakberdayaan Prada Lucky untuk melawan atau mencari pertolongan.

“Kasus ini merupakan peringatan keras bagi institusi militer untuk memperketat pengawasan dan menindak tegas setiap bentuk kekerasan dalam barak. Penegakan hukum yang transparan dan adil adalah kunci untuk mengembalikan kepercayaan publik dan mencegah terulangnya tragedi serupa di masa mendatang,” ujar seorang pengamat hukum militer pada 06 November 2025.

Belasan Terdakwa dari Lingkaran Militer hingga Sipil

Keterlibatan tujuh belas terdakwa dalam kasus ini menunjukkan cakupan permasalahan yang luas. Empat anggota TNI Angkatan Darat yang menjadi terdakwa diyakini merupakan aktor utama dalam serangkaian kekerasan yang dialami Prada Lucky. Mereka didakwa atas tuduhan yang berkaitan langsung dengan penganiayaan berat hingga menyebabkan kematian.

Sementara itu, dakwaan terhadap dua dokter menimbulkan pertanyaan mengenai standar etika medis dan kemungkinan adanya kelalaian dalam penanganan darurat atau bahkan dugaan upaya menutupi fakta. Peran mereka dalam rentetan peristiwa ini sedang diselidiki untuk menentukan sejauh mana keterlibatan mereka dalam kematian Prada Lucky. Keterlibatan Maria Anselina Made, ibu angkat Prada Lucky, sebagai terdakwa juga menjadi sorotan. Sebagai orang terakhir yang melihat Prada Lucky hidup, ia diduga memiliki informasi kunci atau keterlibatan tertentu yang relevan dengan penyelidikan, meskipun rincian dakwaannya masih belum sepenuhnya diungkap ke publik.

Persidangan ini diharapkan dapat mengungkap kebenaran seutuhnya dan menuntut pertanggungjawaban bagi semua pihak yang terlibat. Keluarga Prada Lucky menuntut keadilan, berharap agar kasus ini menjadi pelajaran berharga untuk mencegah terulangnya kekerasan serupa di masa depan dan menjamin lingkungan yang aman bagi setiap prajurit yang mengabdi pada negara.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Tagged: