Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyerukan seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa di tengah dinamika global dan domestik yang terus berkembang. Peringatan tersebut disampaikan sebagai fondasi utama agar Indonesia mampu mewujudkan visinya menjadi negara maju, sekaligus menangkis potensi perpecahan yang dapat menghambat progres nasional, demikian pernyataan beliau pada 07 September 2025.
Ancaman Disrupsi dan Pentingnya Solidaritas Nasional
Dalam pidatonya, Kapolri Sigit menggarisbawahi bahwa ancaman terhadap keutuhan bangsa tidak hanya datang dari luar, tetapi juga berpotensi muncul dari dalam, terutama melalui polarisasi dan penyebaran informasi yang menyesatkan. Fenomena disinformasi dan hoaks yang marak di era digital dinilai sebagai alat ampuh untuk memecah belah masyarakat, mengikis rasa saling percaya, dan pada akhirnya melemahkan sendi-sendi kebangsaan.
“Solidaritas nasional bukan sekadar slogan, melainkan prasyarat mutlak untuk menghadapi berbagai tantangan, mulai dari isu ekonomi global, perubahan iklim, hingga dinamika geopolitik. Tanpa persatuan yang kokoh, upaya pembangunan di berbagai sektor akan sulit mencapai target optimal,” tegas Jenderal Sigit.
Jika lengah, kita disusupi, dipecah, akhirnya gagal jadi negara maju.
Pernyataan Kapolri tersebut menyoroti urgensi kewaspadaan kolektif. Ia mengingatkan bahwa kelengahan dalam menjaga semangat kebersamaan dapat membuka celah bagi pihak-pihak yang ingin merongrong persatuan. Dampaknya bukan hanya stagnasi pembangunan, tetapi juga risiko mundurnya pencapaian yang telah diraih bangsa ini, bahkan berpotensi mengancam disintegrasi nasional yang akan menjadi penghalang terbesar bagi kemajuan.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Ketahanan Bangsa
Lebih lanjut, Kapolri mengajak seluruh komponen bangsa, mulai dari tokoh agama, tokoh adat, akademisi, pemuda, mahasiswa, hingga media massa, untuk berperan aktif dalam memelihara dan memperkuat tenun kebangsaan. Menurutnya, upaya menjaga persatuan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas aparat keamanan atau pemerintah semata. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk membangun ketahanan sosial dari ancaman disrupsi.
Kapolri menekankan pentingnya dialog, toleransi, dan penghormatan terhadap keberagaman sebagai pilar utama persatuan. Ia juga mendorong agar nilai-nilai Pancasila terus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai perekat yang tak tergantikan. “Pancasila adalah rumah besar kita, tempat semua perbedaan dapat hidup berdampingan secara harmonis. Dengan mengamalkan nilai-nilainya, kita membangun benteng pertahanan paling kokoh dari segala bentuk ancaman perpecahan,” imbuhnya.
Komitmen kolektif ini diharapkan mampu menciptakan resiliensi bangsa di tengah arus perubahan yang sangat cepat. Dengan pondasi persatuan yang kuat, Indonesia diyakini dapat melewati berbagai rintangan dan mewujudkan cita-cita luhur para pendiri bangsa untuk menjadi negara yang adil, makmur, dan berdaulat penuh di kancah global, khususnya dalam menyongsong Visi Indonesia Emas 2045 yang menargetkan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar dunia.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda