Home / News / Jejak Digital Bjorka: Sejak 2020, Tiga Kali Ganti Identitas di Dark Web

Jejak Digital Bjorka: Sejak 2020, Tiga Kali Ganti Identitas di Dark Web

Jakarta, 03 October 2025 – Nama Bjorka, entitas anonim yang kerap dikaitkan dengan serangkaian dugaan peretasan data sensitif di Indonesia, kembali menjadi sorotan. Sebuah laporan investigasi terbaru mengungkapkan bahwa pelaku di balik nama tersebut telah aktif secara signifikan di ranah siber gelap atau *dark web* setidaknya sejak tahun 2020, dan diketahui telah berganti identitas akun sebanyak tiga kali untuk menghindari pelacakan.

Informasi ini menggarisbawahi kegigihan dan adaptabilitas pelaku kejahatan siber dalam beroperasi di lingkungan digital yang rumit. Sejak kemunculannya yang menghebohkan publik dengan klaim peretasan data pribadi pejabat hingga basis data pemerintah, Bjorka telah menjadi simbol kerentanan keamanan siber nasional.

Eksistensi Awal di Ranah Siber Gelap dan Modus Operandi

Analisis jejak digital menunjukkan bahwa aktivitas Bjorka di *dark web* dimulai sekitar tahun 2020. Pada periode tersebut, aktivitasnya mungkin belum sepenuhnya terpublikasi luas layaknya aksi-aksi yang kemudian membuat namanya dikenal. Namun, laporan mengindikasikan bahwa embrio kegiatan peretasan dan pengumpulan data sudah mulai berjalan.

Modus operandi Bjorka, yang kemudian dikenal publik melalui platform media sosial seperti X (Twitter) dengan akun @bjorka dan @bjorkanesia sebagai kanal diseminasi, melibatkan klaim perolehan data dari berbagai institusi, mulai dari data registrasi kartu SIM prabayar, data pasien, hingga dokumen rahasia negara. Meskipun akun X tersebut berfungsi sebagai corong publikasi, aktivitas peretasan dan jual beli data sebenarnya berlangsung di forum-forum *dark web* yang terenkripsi dan sulit dijangkau oleh penegak hukum.

Pakar keamanan siber menyoroti bahwa *dark web* menawarkan anonimitas yang tinggi, memungkinkan pelaku untuk bertukar informasi, menjual data curian, atau bahkan merencanakan serangan siber tanpa terdeteksi secara langsung. Ini menjadi alasan utama mengapa banyak peretas profesional memilih platform tersebut sebagai basis operasi utama mereka.

Perubahan identitas adalah taktik umum bagi pelaku kejahatan siber untuk menghindari pelacakan dan membangun persona baru setelah kegiatan mereka terungkap. Ini menunjukkan level adaptasi yang tinggi dan tantangan serius bagi penegak hukum, terutama ketika pelaku beroperasi lintas yurisdiksi dan memanfaatkan anonimitas *dark web*, ujar Dr. Aditya Pradana, seorang peneliti keamanan siber dari Pusat Studi Keamanan Digital Universitas Bhayangkara.

Taktik Perubahan Identitas dan Tantangan Penelusuran

Informasi mengenai tiga kali perubahan nama akun Bjorka sejak 2020 menunjukkan upaya sistematis untuk membingungkan pihak berwenang dan mempersulit upaya penelusuran. Dalam dunia siber gelap, penggantian identitas seringkali dilakukan untuk menghindari deteksi setelah aktivitas sebelumnya berhasil diidentifikasi, atau untuk memperbarui “citra” di komunitas peretas.

Meskipun dua akun X (Twitter) yang digunakan Bjorka sempat menjadi pusat perhatian, identitas utama dan aktivitas intinya selalu berada di balik lapisan anonimitas *dark web*. Akun-akun di media sosial publik hanya berfungsi sebagai jembatan untuk menarik perhatian publik dan menyebarkan klaim peretasan, sebelum akhirnya dihapus atau diblokir.

Tantangan bagi penegak hukum dalam menangani kasus Bjorka dan peretas serupa sangat besar. Selain anonimitas yang ditawarkan oleh *dark web* dan teknologi enkripsi, pelaku seringkali beroperasi dari lokasi geografis yang berbeda-beda, mempersulit koordinasi antarnegara dalam upaya penangkapan. Investigasi membutuhkan sumber daya teknologi tinggi, keahlian forensik digital yang mendalam, dan kerja sama internasional yang erat.

Kasus Bjorka menjadi pengingat serius bagi pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya penguatan keamanan siber nasional. Perlindungan data pribadi dan infrastruktur kritis harus menjadi prioritas utama untuk membendung ancaman serupa di masa mendatang.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Tagged: