JAKARTA, 28 June 2025 – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewacanakan pembukaan taman kota selama 24 jam penuh, sebuah langkah ambisius yang terinspirasi dari pengelolaan ruang publik di London. Namun, wacana ini diiringi kekhawatiran publik terkait potensi penyalahgunaan taman sebagai tempat untuk perilaku asusila jika dibuka tanpa pengawasan yang memadai.
Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Pramono, mengakui adanya kekhawatiran tersebut. “Kami menyadari bahwa selama ini terdapat kekhawatiran bahwa taman akan disalahgunakan sebagai tempat untuk melakukan perilaku asusila jika dibuka selama 24 jam,” ujar Pramono dalam sebuah pernyataan.
Meskipun demikian, Pramono menegaskan bahwa niat di balik wacana ini adalah untuk menghidupkan kembali fungsi taman sebagai ruang publik yang inklusif, aman, dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat kapan pun mereka membutuhkannya. Revitalisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup warga Jakarta, memberikan lebih banyak pilihan rekreasi, dan bahkan berpotensi menarik wisatawan.
Strategi Keamanan Komprehensif Jadi Prioritas
Untuk menjawab kekhawatiran masyarakat, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta menyatakan bahwa rencana pembukaan taman 24 jam akan disertai dengan strategi keamanan yang komprehensif. Ini mencakup peningkatan infrastruktur keamanan dan optimalisasi peran petugas lapangan.
Beberapa langkah mitigasi yang sedang dikaji antara lain pemasangan kamera pengawas (CCTV) di seluruh area taman yang terhubung langsung dengan pusat kendali keamanan. Selain itu, peningkatan intensitas dan frekuensi patroli oleh petugas keamanan taman dan kolaborasi dengan pihak kepolisian juga akan menjadi fokus utama. Penerangan yang memadai di seluruh sudut taman, termasuk area tersembunyi, juga akan diperhatikan untuk mengurangi peluang terjadinya tindakan kriminal atau asusila.
Kami memahami betul kekhawatiran masyarakat. Namun, niat kami adalah menjadikan taman sebagai ruang yang aman dan bermanfaat bagi semua, kapan pun. Dengan sistem pengamanan yang terintegrasi dan partisipasi aktif warga, kami yakin kekhawatiran itu bisa diatasi dan taman kota akan menjadi lebih hidup, tegas Pramono.
Pihak dinas juga berencana untuk melibatkan komunitas lokal dan organisasi masyarakat dalam pengawasan dan pemeliharaan taman. Program edukasi publik tentang etika dan norma penggunaan ruang publik juga akan digalakkan untuk menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab bersama.
Belajar dari Sukses London
Inspirasi utama wacana pembukaan taman 24 jam ini datang dari kota London, Inggris. Banyak taman ikonik di London, seperti Hyde Park, Regents Park, dan Green Park, telah lama dibuka untuk umum hingga larut malam atau bahkan 24 jam penuh. Meskipun diakses oleh jutaan orang setiap tahun, taman-taman tersebut tetap dikelola dengan baik dan relatif aman.
Pramono menyebut bahwa kesuksesan London terletak pada kombinasi tata kelola yang baik, infrastruktur keamanan yang canggih, dan budaya partisipasi publik yang kuat. Penerapan teknologi pengawasan, penegakan hukum yang konsisten, serta kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ruang publik, menjadi kunci keberhasilan model tersebut. Pengelolaan limbah dan kebersihan taman juga menjadi perhatian serius agar taman tetap nyaman dan menarik bagi pengunjung kapan pun.
Jika berhasil diterapkan di Jakarta, pembukaan taman 24 jam ini diharapkan dapat memberikan dampak positif signifikan. Selain meningkatkan akses rekreasi bagi warga yang memiliki jam kerja tidak biasa, juga dapat mendorong aktivitas ekonomi lokal di sekitar area taman, serta memperkuat citra Jakarta sebagai kota yang modern, aman, dan nyaman bagi warganya.
Saat ini, wacana ini masih dalam tahap kajian mendalam dan diskusi lintas sektor. Dinas Pertamanan dan Hutan Kota akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pakar tata kota, kepolisian, dan perwakilan masyarakat, sebelum merumuskan kebijakan final dan target implementasinya.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda