Jakarta, 23 October 2025 – Ibu Kota Jakarta kembali menjadi pusat perhatian nasional dengan digelarnya serangkaian aksi demonstrasi besar-besaran di sejumlah titik strategis pada hari ini. Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari mahasiswa, buruh, hingga organisasi masyarakat, tumpah ruah menyuarakan beragam tuntutan terkait kebijakan pemerintah. Aksi ini memicu pengetatan keamanan dan rekayasa lalu lintas di ruas jalan utama, menyebabkan sejumlah kemacetan dan mengharuskan pengendara mencari jalur alternatif.
Titik Pusat Aksi dan Tuntutan Utama
Setidaknya ada tiga lokasi utama yang menjadi sentra kegiatan demonstrasi pada hari ini. Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha di sekitar Monumen Nasional (Monas) menjadi titik kumpul utama bagi aliansi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Mereka menyuarakan penolakan terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok dan mendesak pemerintah untuk lebih serius menangani isu korupsi yang masif. Koordinator Aliansi Mahasiswa Jakarta, Bima Sakti, dalam orasinya menyerukan, “Rakyat sudah muak dengan janji-janji kosong. Kami menuntut keadilan ekonomi dan pemberantasan korupsi sampai ke akar-akarnya!”
Sementara itu, di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) di Senayan, ribuan buruh dari berbagai federasi serikat pekerja menggelar aksi menuntut pencabutan Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law) dan kenaikan upah minimum yang layak. Federasi Serikat Pekerja Indonesia (FSPI) dan Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) terlihat memimpin massa dengan membawa spanduk-spanduk berisi tuntutan mereka. Mereka juga menuntut transparansi dalam penetapan kebijakan ketenagakerjaan serta perbaikan jaminan sosial.
Selain dua lokasi tersebut, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan juga menjadi sasaran aksi sekelompok organisasi masyarakat dan aktivis kemanusiaan. Mereka menyerukan solidaritas global dan menuntut penghentian konflik di sejumlah wilayah dunia, serta mendesak peran aktif Indonesia dalam diplomasi perdamaian yang lebih tegas dan berpihak pada kemanusiaan.
Pengamanan Ketat dan Dampak Lalu Lintas
Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) mengerahkan sekitar 5.000 personel gabungan dari unsur Polri, TNI, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk mengamankan jalannya aksi demonstrasi. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Arya Wijaya, mengatakan bahwa personel ditempatkan di setiap titik rawan dan jalur-jalur alternatif untuk memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat tetap terjaga.
“Kami mengimbau kepada seluruh peserta aksi untuk tetap menjaga ketertiban dan tidak anarkis. Hak menyampaikan pendapat di muka umum dijamin undang-undang, namun keamanan dan ketertiban masyarakat adalah prioritas kami. Kami juga telah menyiapkan rekayasa lalu lintas di sejumlah ruas jalan seperti Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan Gatot Subroto, dan sekitar Bundaran HI untuk mengantisipasi kemacetan parah,” jelas Kombes Pol. Arya Wijaya kepada awak media.
Beberapa ruas jalan menuju Istana Negara dan Gedung DPR/MPR terpantau ditutup total atau dialihkan arusnya sejak pagi hari. Pengalihan arus lalu lintas juga terjadi di beberapa persimpangan penting di pusat kota. Masyarakat yang hendak beraktivitas di sekitar area demonstrasi diimbau untuk menggunakan transportasi umum atau mencari rute alternatif guna menghindari terjebak kemacetan. Hingga sore hari, situasi aksi demonstrasi di Jakarta terpantau berlangsung kondusif meskipun kepadatan massa masih terus berlanjut di sejumlah titik, dengan aparat keamanan bersiaga penuh.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda






