Home / News / Golden Time Penyelamatan: Jendela Krusial Nyawa Korban Bencana Bangunan

Golden Time Penyelamatan: Jendela Krusial Nyawa Korban Bencana Bangunan

“Golden Time” menjadi terminologi krusial dalam operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) korban bencana, khususnya setelah insiden bangunan runtuh. Jendela waktu emas ini merujuk pada periode kritis di mana peluang menemukan korban selamat di bawah reruntuhan masih sangat tinggi. Memaksimalkan setiap detik di masa ini adalah taruhan utama dalam upaya penyelamatan nyawa yang tak ternilai harganya.

Secara umum, “golden time” seringkali diartikan sebagai 24 hingga 72 jam pertama pasca-kejadian. Namun, batasan ini dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti kondisi cuaca ekstrem, jenis konstruksi yang runtuh, serta tingkat keparahan bencana. Dalam periode inilah, korban yang mungkin terjebak namun relatif tidak terluka parah masih memiliki akses terbatas terhadap udara, air, atau ruang aman (void) yang memungkinkan mereka bertahan hidup. Setiap jam yang berlalu setelahnya secara progresif menurunkan harapan untuk menemukan korban selamat.

Alasan di balik penamaan “golden time” ini tidak lain adalah karena kondisi fisiologis manusia. Pasokan oksigen yang terbatas, risiko dehidrasi, hipotermia atau hipertermia, serta perkembangan komplikasi dari cedera awal seperti sindrom crush, semuanya mulai mengancam kehidupan setelah periode awal. Oleh karena itu, respons cepat dan terkoordinasi dari seluruh pihak terkait menjadi sangat vital.

Faktor Penentu Keberhasilan dan Tantangan

Keberhasilan pemanfaatan golden time sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Cuaca ekstrem, misalnya, dapat mempercepat dehidrasi atau hipotermia, mempersingkat durasi golden time secara signifikan. Tipe struktur bangunan — apakah itu beton bertulang, kayu, atau bata — juga menentukan pola keruntuhan dan potensi ruang kosong yang bisa menjadi tempat perlindungan bagi korban. Semakin cepat tim SAR profesional dengan peralatan canggih tiba di lokasi, semakin besar peluang penyelamatan.

Tantangan yang dihadapi tim SAR tidaklah sedikit. Akses ke lokasi bencana yang seringkali terhalang oleh material runtuhan, kondisi medan yang tidak stabil dan berisiko longsor susulan, serta kurangnya penerangan di malam hari, semuanya menjadi hambatan serius. Selain itu, kondisi mental dan fisik tim penyelamat juga diuji dalam tekanan waktu dan kondisi yang ekstrem, menuntut ketahanan luar biasa dari setiap individu yang terlibat.

“Setiap menit di golden time adalah taruhan nyawa. Kita tidak hanya berlomba melawan waktu, tetapi juga melawan kondisi fisik korban yang memburuk dan kondisi lingkungan yang tak menentu. Kesiapan dan kecepatan respons adalah segalanya.”
— [Pakar SAR Nasional]

Peran Publik dan Kesiapsiagaan Dini

Selain peran tim SAR profesional, kesiapsiagaan publik juga memegang peranan penting, terutama pada fase awal bencana sebelum bantuan profesional tiba. Pengetahuan dasar tentang pertolongan pertama, cara evakuasi mandiri yang aman, atau bahkan teknik memberikan informasi yang akurat kepada petugas, dapat sangat membantu dan menjadi penentu awal keselamatan. Konsep “segitiga kehidupan” (triangle of life) yang mengajarkan mencari perlindungan di samping benda padat saat terjadi keruntuhan, meskipun masih menjadi perdebatan ilmiah, menunjukkan upaya dalam meningkatkan peluang selamat melalui tindakan personal.

Oleh karena itu, penguatan kapasitas respons bencana, mulai dari pelatihan tim SAR yang berkelanjutan, penyediaan alat berat dan detektor canggih, hingga koordinasi lintas sektoral yang efektif antara pemerintah dan lembaga non-pemerintah, harus terus menjadi prioritas nasional. Edukasi masyarakat tentang mitigasi bencana dan tindakan darurat juga perlu digencarkan untuk meningkatkan ketahanan komunitas dan meminimalkan jumlah korban jiwa di masa depan.

Memanfaatkan “golden time” secara optimal adalah kunci keberhasilan dalam setiap operasi penyelamatan korban bangunan runtuh. Ini bukan hanya tentang kecepatan, tetapi juga tentang kecerdasan, koordinasi, dan kesiapan seluruh elemen masyarakat serta pemerintah. Per 02 October 2025, fokus pada peningkatan kapasitas ini terus menjadi agenda penting demi menyelamatkan lebih banyak nyawa di masa mendatang.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Tagged: