JAKARTA – Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad angkat bicara mengenai interpretasi publik terhadap pernyataannya yang sempat menyinggung soal partai politik yang mengubah logo dan sedang menggelar kongres perdananya. Dasco dengan tegas membantah bahwa pernyataannya tersebut merupakan sindiran yang ditujukan kepada Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Pernyataan Dasco tersebut, yang kabarnya sempat menyinggung soal ‘kancil’ dan partai yang sedang menggelar kongres perdananya, dengan cepat menjadi perbincangan publik, terutama di kalangan pengamat politik dan warganet. Banyak pihak mengaitkan deskripsi tersebut dengan kondisi PSI saat ini yang baru saja mengganti logonya dan sedang mempersiapkan kongres pertamanya.
Itu sama sekali bukan untuk menyindir partai manapun. Pernyataan saya itu bersifat umum dan tidak mengacu pada satu partai tertentu, ujar Dasco kepada awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada 21 July 2025. Ia menambahkan bahwa sebagai politikus senior, ia selalu berusaha menjaga iklim politik yang kondusif dan menghindari provokasi antarpartai.
Latar Belakang Kongres Perdana PSI dan Perubahan Logo
Spekulasi yang mengaitkan pernyataan Dasco dengan PSI muncul bukan tanpa alasan. PSI memang diketahui baru-baru ini melakukan perubahan logo dari ikon mawar menjadi simbol kepalan tangan putih di latar merah yang melambangkan solidaritas. Perubahan logo ini merupakan bagian dari upaya partai untuk merefleksikan semangat baru dan visi ke depan menjelang kontestasi politik.
Selain itu, PSI juga sedang dalam persiapan untuk menggelar kongres perdananya. Kongres ini diharapkan menjadi momentum penting bagi PSI untuk mengukuhkan posisi politiknya, merumuskan strategi ke depan, serta memilih kepengurusan baru. Sebagai partai yang relatif muda dan kerap disebut sebagai representasi politik kaum muda, setiap langkah PSI selalu menjadi sorotan.
“Dalam lanskap politik yang dinamis menjelang pemilu, setiap pernyataan dari tokoh partai besar seperti Gerindra tentu akan dianalisis dan diinterpretasikan secara luas. Klarifikasi Dasco menjadi penting untuk meredakan spekulasi, meskipun di ranah publik, persepsi seringkali lebih kuat dari bantahan,” ujar seorang pengamat politik dari Universitas Indonesia.
Dinamika Hubungan Antarpartai Politik
Insiden ini menyoroti dinamika yang kerap terjadi dalam hubungan antarpartai politik di Indonesia, di mana pernyataan seorang tokoh dapat memicu berbagai tafsir dan reaksi. Terlebih lagi, Gerindra dan PSI memiliki posisi yang berbeda dalam peta koalisi politik saat ini. Gerindra merupakan salah satu partai koalisi pendukung pemerintah, sementara PSI merupakan partai non-parlemen yang kerap menyuarakan kritik konstruktif.
Dasco menegaskan bahwa Gerindra senantiasa menjunjung tinggi etika dan persaudaraan antarpartai politik. Ia mengajak semua pihak untuk fokus pada agenda-agenda besar bangsa dan menghindari isu-isu yang berpotensi memecah belah. “Kita semua adalah bagian dari elemen bangsa ini. Mari kita fokus pada pembangunan dan kepentingan rakyat,” pungkas Dasco, mengakhiri perbincangan mengenai isu yang sempat ramai ini.
Meskipun Dasco telah memberikan klarifikasi, pernyataan awal dan bantahannya ini menjadi bukti bagaimana setiap narasi politik, bahkan yang bersifat umum sekalipun, dapat menjadi pemicu diskusi dan spekulasi di ruang publik, terutama di tengah persiapan menyambut agenda-agenda politik besar ke depan.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda