Home / News / Gerhana Bulan Total ‘Blood Moon’ Hiasi Langit Indonesia Dini Hari Nanti

Gerhana Bulan Total ‘Blood Moon’ Hiasi Langit Indonesia Dini Hari Nanti

Fenomena Langit dan Waktu Puncak

Langit Indonesia siap menyajikan tontonan alam spektakuler dini hari Rabu, 06 September 2025, dengan kemunculan Gerhana Bulan Total. Fenomena yang kerap dijuluki ‘Blood Moon’ ini akan menampilkan bulan purnama yang memancarkan rona kemerahan yang memukau, sebuah pemandangan langka yang dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, asalkan kondisi cuaca mendukung.

Gerhana Bulan Total terjadi ketika Bulan, Bumi, dan Matahari berada dalam satu garis lurus, dengan Bumi berada di antara Matahari dan Bulan. Cahaya matahari yang seharusnya menerangi Bulan akan terhalang oleh Bumi. Namun, karena atmosfer Bumi membiaskan dan menyebarkan cahaya biru, hanya cahaya merah yang berhasil mencapai permukaan Bulan, memberikan kesan warna merah darah yang khas.

“Ini adalah fenomena alam yang luar biasa dan relatif aman untuk diamati langsung tanpa alat optik khusus. Masyarakat di seluruh Indonesia berkesempatan menyaksikannya, asalkan kondisi cuaca mendukung,” ujar Dr. Rahmat Hidayat, Peneliti Astronomi dari Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Fase Gerhana Bulan Total diperkirakan akan dimulai pada pukul 00.30 WIB dan mencapai puncaknya sekitar pukul 02.15 WIB, lalu berakhir pada pukul 04.50 WIB. Perbedaan zona waktu di Indonesia perlu diperhatikan: untuk wilayah WITA, puncak gerhana akan terjadi pada pukul 03.15 WITA, sementara di WIT akan terjadi pada pukul 04.15 WIT. Fase total ini akan berlangsung sekitar 1 jam 25 menit, memberikan waktu yang cukup bagi para pengamat untuk menikmati keindahannya.

Tips Aman Pengamatan dan Dokumentasi

Salah satu keistimewaan Gerhana Bulan Total adalah kemudahannya untuk diamati. Tidak seperti gerhana matahari yang memerlukan pelindung mata khusus, gerhana bulan dapat dilihat langsung dengan mata telanjang tanpa risiko kerusakan mata. Masyarakat diimbau untuk mencari lokasi dengan minim polusi cahaya, seperti area pedesaan atau pinggir kota yang jauh dari keramaian lampu perkotaan, untuk mendapatkan pemandangan terbaik.

Bagi mereka yang ingin mengabadikan momen langka ini, perangkat ponsel pintar modern dengan fitur mode malam atau mode pro sudah cukup mumpuni. Disarankan untuk menggunakan tripod atau menyangga ponsel agar tetap stabil, serta memanfaatkan fitur eksposur panjang untuk menangkap detail rona kemerahan pada Bulan. Kamera digital dengan lensa tele juga akan menghasilkan gambar yang lebih tajam dan detail.

Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menyarankan masyarakat untuk memantau informasi terkini mengenai kondisi cuaca lokal. “Pastikan mencari lokasi dengan minim polusi cahaya agar visualisasi gerhana semakin optimal. Selain itu, periksa prakiraan cuaca setempat, karena langit yang cerah akan menjadi kunci utama keberhasilan pengamatan,” kata Sugiarto, Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah II Tangerang.

Fenomena Gerhana Bulan Total ini tidak hanya menjadi tontonan menarik, tetapi juga kesempatan edukasi bagi keluarga dan pelajar untuk lebih mengenal dan mengapresiasi keajaiban alam semesta. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan salah satu pertunjukan langit paling menawan yang akan menghiasi langit Indonesia dini hari nanti.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Tagged: