JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) secara proaktif membentuk 53 komunitas khusus yang tersebar di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. Inisiatif monumental ini bertujuan untuk menggalang kekuatan masyarakat dalam upaya restorasi dan revitalisasi ekosistem vital tersebut, dari hulu di Kabupaten Bogor hingga hilir di Ibu Kota Jakarta. Langkah ini menandai komitmen serius pemerintah untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang kompleks di salah satu sungai terpenting di Pulau Jawa.
DAS Ciliwung, yang membentang sekitar 120 kilometer, telah lama menghadapi tekanan berat akibat urbanisasi, deforestasi, dan pembuangan limbah domestik serta industri. Akibatnya, kualitas air menurun drastis, sedimentasi meningkat, dan risiko banjir di kawasan hilir, khususnya Jakarta, semakin tinggi. Pembentukan puluhan komunitas ini diharapkan menjadi solusi berbasis partisipasi untuk memulihkan fungsi ekologis Ciliwung.
Aksi Kolektif Lintas Wilayah: Dari Hulu hingga Hilir
Puluhan komunitas yang digagas KLHK ini memiliki cakupan geografis yang luas, membentang dari wilayah Cisarua di Kabupaten Bogor, yang merupakan kawasan hulu Ciliwung, hingga ke Sawah Besar di Jakarta Pusat. Sebaran ini mencerminkan pemahaman bahwa permasalahan DAS memerlukan pendekatan holistik, mulai dari konservasi hutan di pegunungan hingga pengelolaan sampah dan edukasi masyarakat di perkotaan.
Setiap komunitas akan diberikan pendampingan dan pelatihan untuk menjalankan berbagai program restorasi, termasuk penanaman pohon di bantaran sungai dan daerah tangkapan air, pembersihan sungai secara berkala, pengelolaan sampah terpadu, serta edukasi lingkungan kepada masyarakat sekitar. Dengan melibatkan warga lokal secara langsung, diharapkan kesadaran akan pentingnya menjaga Ciliwung dapat tertanam kuat dan berkelanjutan.
“Pemulihan DAS Ciliwung bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama. Dengan melibatkan 53 komunitas ini, kami ingin memastikan bahwa upaya restorasi berakar kuat pada kesadaran dan partisipasi masyarakat lokal, dari hulu hingga hilir. Ini adalah fondasi untuk perubahan jangka panjang,” ujar Dirjen Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung KLHK, Dr. Ir. Dyah Murtiningsih, M.Sc., dalam sebuah kesempatan pada 28 October 2025.
Dampak dan Harapan Jangka Panjang bagi Ciliwung
Inisiatif ini diproyeksikan akan membawa dampak positif yang signifikan. Di sektor hulu, upaya reboisasi dan pencegahan erosi diharapkan mengurangi laju sedimentasi dan meningkatkan kapasitas penyerapan air, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko banjir di hilir. Sementara itu, di wilayah tengah dan hilir, kegiatan pembersihan sungai dan edukasi pengelolaan sampah akan berkontribusi pada peningkatan kualitas air dan keindahan lingkungan di sepanjang bantaran sungai.
KLHK berharap, melalui pembentukan 53 komunitas ini, Ciliwung tidak hanya kembali menjadi sungai yang bersih dan sehat, tetapi juga menjadi sumber kehidupan dan kebanggaan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Program ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi pengelolaan DAS lainnya di Indonesia, menunjukkan bahwa sinergi antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci utama dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, akademisi, dan sektor swasta, akan menjadi krusial untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dari gerakan restorasi berskala nasional ini.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda





