JEMBER, 27 July 2025 – Festival Egrang XIII, ajang kebudayaan yang diselenggarakan oleh Komunitas Tanoker di Kecamatan Ledokombo, Jember, baru saja sukses menggelar perhelatannya selama dua hari penuh, dari 25 hingga 26 Juli 2025. Acara ini tak hanya memukau ribuan pengunjung, tetapi juga menarik perhatian dua Wakil Menteri Republik Indonesia, yang secara langsung menyaksikan dan mengapresiasi kekayaan budaya serta potensi luar biasa yang dimiliki Jember.
Perhelatan tahunan ini, yang telah memasuki edisi ke-13, menjadi bukti nyata komitmen Komunitas Tanoker dalam melestarikan permainan tradisional egrang dan mengembangkan potensi kreatif anak-anak serta masyarakat lokal. Egrang, sebuah permainan rakyat yang mengandalkan keseimbangan di atas sepasang tongkat bambu atau kayu, bukan sekadar hiburan, melainkan warisan leluhur yang mengandung nilai-nilai filosofis dan kearifan lokal.
Simbol Pelestarian Budaya dan Pemberdayaan Komunitas
Festival Egrang XIII tidak hanya menampilkan parade egrang yang meriah, tetapi juga serangkaian acara pendukung yang menggaungkan kekayaan budaya nusantara. Berbagai lokakarya, pameran produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal, serta pertunjukan seni tradisional lainnya turut memeriahkan suasana. Partisipasi aktif dari berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa, menjadi cerminan keberhasilan Tanoker dalam menumbuhkan kecintaan terhadap warisan budaya.
Komunitas Tanoker sendiri dikenal sebagai organisasi yang berdedikasi pada pemberdayaan masyarakat melalui seni dan budaya. Mereka percaya bahwa dengan menghidupkan kembali permainan tradisional seperti egrang, tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga membangun karakter, kreativitas, dan rasa kebersamaan pada generasi muda. Pendekatan ini terbukti efektif dalam menarik partisipasi luas dan menciptakan ekosistem budaya yang hidup di Ledokombo.
Apresiasi Nasional dan Potensi Jember
Kunjungan dua Wakil Menteri Republik Indonesia menjadi sorotan utama, menandakan pengakuan pemerintah pusat terhadap upaya pelestarian budaya di tingkat akar rumput. Salah satu Wakil Menteri, yang tidak disebutkan namanya namun diyakini mewakili kementerian terkait pariwisata dan ekonomi kreatif, menyampaikan kekagumannya terhadap vitalitas komunitas lokal dalam menjaga warisan leluhur. Beliau menyoroti bagaimana acara seperti Festival Egrang bukan hanya hiburan, tetapi juga motor penggerak ekonomi kreatif melalui partisipasi UMKM lokal dan daya tarik wisata budaya.
“Jember memiliki potensi yang luar biasa, tidak hanya dari sektor pertanian atau industri, tetapi juga dari kekayaan budayanya. Festival Egrang ini adalah contoh konkret bagaimana kearifan lokal dapat diangkat menjadi daya tarik nasional, bahkan internasional. Kami sangat mengapresiasi dedikasi Komunitas Tanoker dan seluruh masyarakat Jember yang telah menunjukkan bahwa budaya adalah aset tak ternilai yang mampu mendorong kemajuan daerah,” ujar salah satu Wakil Menteri dalam pidatonya.
Apresiasi serupa juga datang dari Wakil Menteri lainnya, yang fokus pada pengembangan sumber daya manusia dan karakter bangsa. Ia menekankan pentingnya peran permainan tradisional dalam membentuk mental yang kuat, sportivitas, dan keterampilan motorik pada anak-anak. Kunjungan ini diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang bagi Jember untuk mendapatkan dukungan pemerintah pusat dalam mengembangkan potensi budaya dan pariwisatanya secara berkelanjutan.
Festival Egrang XIII tidak hanya berakhir dengan sukses penyelenggaraan, tetapi juga meninggalkan jejak inspiratif tentang kekuatan komunitas dalam menjaga identitas budaya dan memajukan daerah. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, Jember semakin menunjukkan dirinya sebagai salah satu pusat kebudayaan yang dinamis dan berpotensi besar di Indonesia.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda