Jakarta, 27 July 2025 – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) melakukan evaluasi mendalam terhadap implementasi program Sekolah Rakyat yang telah berjalan selama dua pekan. Rapat evaluasi yang digelar pada Minggu (26/7/2025) tersebut menyoroti sejumlah temuan signifikan, khususnya terkait masalah kesehatan dan insiden perundungan (bullying) di kalangan peserta didik.
Dalam pertemuan tersebut, Mensos Gus Ipul menekankan pentingnya respons cepat dan komprehensif terhadap tantangan yang muncul di fase awal program. “Sekolah Rakyat adalah inisiatif strategis Kementerian Sosial untuk memastikan akses pendidikan dasar dan pembinaan karakter bagi anak-anak dari kelompok rentan. Meskipun baru berjalan dua pekan, kita harus segera mengidentifikasi dan mengatasi setiap hambatan demi keberhasilan jangka panjang,” ujar Gus Ipul.
Program Sekolah Rakyat, yang dirancang untuk menjangkau anak-anak di daerah marginal dan kurang terlayani oleh sistem pendidikan formal, telah menunjukkan respons positif dari masyarakat. Antusiasme peserta didik dan orang tua terlihat jelas, menandakan bahwa program ini memenuhi kebutuhan mendesak di lapangan. Namun, data awal menunjukkan adanya kekhawatiran terkait kondisi kesehatan sebagian peserta didik, serta beberapa laporan kasus perundungan antar siswa.
Fokus pada Kesejahteraan dan Lingkungan Aman
Masalah kesehatan yang teridentifikasi meliputi kurangnya asupan gizi, sanitasi yang belum memadai di beberapa lokasi, dan kebutuhan akan pemeriksaan kesehatan rutin. Gus Ipul segera menginstruksikan jajarannya untuk berkoordinasi erat dengan Kementerian Kesehatan dan pihak-pihak terkait lainnya guna menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan berkala, imunisasi, serta edukasi pola hidup bersih dan sehat bagi seluruh peserta dan tenaga pengajar.
Sementara itu, isu perundungan menjadi perhatian khusus mengingat dampak psikologis yang bisa ditimbulkannya. Mensos Gus Ipul menegaskan bahwa lingkungan belajar harus aman dan inklusif. Ia memerintahkan pembentukan tim khusus untuk menangani kasus perundungan, termasuk melalui program pendampingan psikososial, pelatihan khusus bagi tenaga pengajar untuk mendeteksi dan mengatasi bullying, serta menciptakan mekanisme pelaporan yang aman bagi korban.
“Sekolah Rakyat bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan mendukung tumbuh kembang optimal setiap anak. Kita tidak akan mentolerir segala bentuk kekerasan atau diskriminasi di lingkungan pendidikan kita. Setiap laporan akan ditindaklanjuti dengan serius dan langkah pencegahan akan diperkuat,” tegas Saifullah Yusuf.
Kolaborasi Lintas Sektor dan Harapan ke Depan
Ke depan, Kementerian Sosial berencana memperkuat kolaborasi lintas sektor dengan berbagai kementerian, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas lokal. Sinergi ini diharapkan dapat memastikan ketersediaan sumber daya yang memadai, baik dari segi fasilitas, tenaga pengajar, maupun dukungan kesehatan dan psikososial.
Evaluasi periodik akan terus dilakukan untuk memantau perkembangan program, menyesuaikan strategi berdasarkan temuan di lapangan, dan memastikan bahwa tujuan Sekolah Rakyat dalam mencetak generasi penerus yang cerdas dan berkarakter dapat tercapai. Mensos Gus Ipul juga mengimbau partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat untuk mendukung keberlanjutan dan keberhasilan program ini, demi masa depan anak-anak Indonesia yang lebih baik.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda