Tim gabungan pencarian dan pertolongan (SAR) bersama unsur TNI Angkatan Laut berhasil menemukan bangkai Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang telah lama dicari. Kapal yang sempat hilang tersebut ditemukan dalam kondisi terbalik di dasar laut perairan Bali, mengakhiri spekulasi panjang mengenai keberadaannya dan membuka jalan bagi investigasi lebih lanjut mengenai penyebab insiden.
Penemuan signifikan ini berawal pada malam 9 Juli 2025, ketika KRI Spica-934, salah satu kapal hidro-oseanografi canggih milik TNI AL, berhasil menangkap sinyal benda mencurigakan. Sinyal tersebut terdeteksi menggunakan Multi Beam Echo Sounder (MBES), perangkat sonar berteknologi tinggi yang mampu memetakan kontur dasar laut dengan presisi luar biasa.
Detik-detik Penemuan Berkat Teknologi Canggih
Komandan KRI Spica-934, Letkol Laut (P) Yudi Kusumo, menjelaskan bahwa operasi pencarian di perairan Bali telah berlangsung intensif selama beberapa waktu terakhir. “Pada malam 9 Juli 2025, sekitar pukul 22.00 WITA, operator MBES kami mendeteksi anomali pada kedalaman sekitar 85 meter di bawah permukaan laut. Bentuk objek yang tertangkap sonar sangat tidak lazim dan mengindikasikan adanya struktur besar buatan manusia,” terang Letkol Yudi saat dikonfirmasi.
Setelah serangkaian verifikasi data dan analisis citra sonar yang cermat, tim KRI Spica-934 semakin yakin bahwa objek yang terdeteksi adalah bangkai KMP Tunu Pratama Jaya. Posisi bangkai yang terbalik di dasar laut memberikan gambaran awal mengenai kondisi akhir kapal tersebut, meskipun penyebab pasti insiden masih harus diinvestigasi secara menyeluruh.
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya TNI Muhammad Yusuf, dalam konferensi pers di Jakarta pada 13 July 2025 menyatakan, “Penemuan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya ini adalah pencapaian penting dalam operasi SAR yang telah berlangsung. Ini memberikan kejelasan yang sangat dibutuhkan bagi keluarga korban dan masyarakat luas mengenai nasib kapal tersebut. Fokus kami sekarang beralih ke investigasi penyebab insiden dan kemungkinan operasi pengangkatan, berkoordinasi erat dengan KNKT dan TNI AL.”
Langkah Selanjutnya: Investigasi dan Evaluasi Keselamatan Maritim
Dengan ditemukannya bangkai kapal, tim gabungan akan segera memasuki fase investigasi mendalam untuk mengungkap penyebab pasti terbaliknya KMP Tunu Pratama Jaya. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) diharapkan akan mengambil peran sentral dalam penyelidikan ini, berkoordinasi dengan Basarnas dan TNI AL. Penyelidikan akan mencakup analisis data sonar, pemeriksaan bangkai kapal (jika memungkinkan), serta pencarian kotak hitam dan bukti-bukti lain yang relevan.
Investigasi ini sangat krusial tidak hanya untuk mengungkap fakta di balik insiden ini, tetapi juga untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. Hasil penyelidikan diharapkan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin berkontribusi pada kecelakaan, termasuk kondisi teknis kapal, faktor cuaca, kesalahan manusia, atau potensi kelalaian dalam prosedur keselamatan pelayaran. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan juga didesak untuk mengevaluasi kembali regulasi dan implementasi keselamatan di sektor transportasi maritim nasional.
Meskipun penemuan bangkai kapal ini memberikan kelegaan, upaya selanjutnya untuk mengangkat kapal atau melakukan investigasi di lokasi masih memerlukan perencanaan yang matang, mengingat kedalaman dan kondisi dasar laut. Kejelasan status KMP Tunu Pratama Jaya ini menjadi babak baru dalam upaya menuntaskan kasus tragis ini dan memastikan akuntabilitas bagi pihak-pihak terkait.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda