Dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang sarat makna, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, secara tegas mengingatkan seluruh kader Partai Golkar untuk senantiasa meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah SAW. Pesan ini disampaikan di hadapan ratusan kader dan simpatisan partai pada acara yang digelar di Jakarta, 25 October 2025. Bahlil menekankan bahwa empat sifat utama Rasulullah – shiddiq (jujur), amanah (terpercaya), tabligh (komunikatif), dan fathonah (cerdas) – adalah pilar fundamental yang wajib diinternalisasi oleh setiap pemimpin dan calon pemimpin, khususnya di lingkungan partai berlambang beringin.
Acara peringatan Maulid Nabi ini tidak hanya menjadi momentum refleksi spiritual bagi umat Muslim, namun juga ajang konsolidasi internal partai untuk memperkuat karakter dan integritas kader. Bahlil, yang juga dikenal sebagai salah satu tokoh senior Golkar, menyoroti tantangan kepemimpinan di era modern yang menuntut tidak hanya kompetensi, tetapi juga moralitas yang tinggi. Menurutnya, nilai-nilai profetik yang diajarkan Rasulullah SAW memiliki relevansi abadi dalam membentuk pemimpin yang dicintai rakyat dan mampu membawa kemajuan bagi bangsa.
Meneladani Empat Sifat Utama Rasulullah
Bahlil kemudian menguraikan satu per satu makna dari keempat sifat tersebut dan implementasinya dalam konteks politik dan pelayanan publik. Sifat shiddiq, atau kejujuran, ditekankan sebagai fondasi utama dalam setiap tindakan dan ucapan. Seorang kader Golkar, kata Bahlil, harus berpegang teguh pada kebenaran dan transparansi, menghindari praktik-praktik yang dapat merugikan kepercayaan publik serta mencoreng nama baik partai.
Kemudian amanah, yang berarti terpercaya, diartikan sebagai kemampuan untuk menjaga kepercayaan yang diberikan rakyat maupun partai. Ini mencakup tanggung jawab dalam menjalankan tugas, menepati janji, dan menggunakan kekuasaan untuk kepentingan publik, bukan pribadi atau golongan semata. Bahlil menggarisbawahi pentingnya amanah sebagai jembatan antara pemimpin dan rakyat, tanpa itu, legitimasi kepemimpinan akan rapuh.
Sifat tabligh, atau komunikatif, menjadi krusial di era informasi saat ini. Kader Golkar diharapkan mampu menyampaikan ide, gagasan, dan program partai secara jelas, transparan, dan mudah dipahami oleh masyarakat luas. Kemampuan berkomunikasi yang efektif juga berarti mendengarkan aspirasi rakyat, menjalin dialog konstruktif, serta menjadi jembatan informasi yang akurat dan berimbang.
Terakhir, fathonah, atau cerdas, diartikan bukan hanya sekadar kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan emosional dan spiritual. Pemimpin yang fathonah adalah mereka yang mampu mengambil keputusan tepat dalam situasi sulit, visioner dalam merancang masa depan, adaptif terhadap perubahan global, serta memiliki strategi yang matang dalam menghadapi berbagai persoalan kebangsaan yang kian kompleks.
Bahlil menegaskan,
“Empat sifat ini bukan hanya sekadar ajaran agama, tetapi adalah panduan praktis untuk membangun kepemimpinan yang berintegritas dan dicintai rakyat. Jika kita mengamalkan shiddiq, amanah, tabligh, dan fathonah, insyaallah Golkar akan semakin kuat, semakin dipercaya, dan mampu memberikan kontribusi terbaik untuk Indonesia yang lebih maju.”
Relevansi Nilai-Nilai dalam Politik Modern
Di tengah dinamika politik nasional yang kian kompleks, pesan Bahlil ini menjadi sangat relevan. Tuntutan masyarakat terhadap pemimpin yang bersih, jujur, dan berintegritas semakin tinggi. Skandal korupsi dan penyalahgunaan wewenang kerap mengikis kepercayaan publik terhadap institusi politik. Oleh karena itu, penekanan pada nilai-nilai dasar kepemimpinan profetik ini diharapkan dapat menjadi benteng moral bagi kader-kader Golkar dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan dan kepartaian.
Bahlil menambahkan bahwa Partai Golkar, sebagai salah satu pilar demokrasi di Indonesia, memiliki tanggung jawab besar untuk mencetak pemimpin yang tidak hanya kompeten secara politis dan administratif, tetapi juga kaya akan nilai-nilai etika dan moral. Peneladanan sifat Rasulullah ini diharapkan dapat membentuk karakter kader yang senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok, serta menjadi teladan dalam setiap langkah dan kebijakan mereka. Dengan demikian, kepercayaan publik terhadap partai dan proses demokrasi dapat terus terjaga dan meningkat, mengantarkan Indonesia menuju masa depan yang lebih bermartabat dan sejahtera.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda






