Home / News / Puan Maharani Soroti Pidato Perdana Prabowo di Sidang PBB, Akhiri Absen 10 Tahun

Puan Maharani Soroti Pidato Perdana Prabowo di Sidang PBB, Akhiri Absen 10 Tahun

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani, menyatakan antusiasmenya terhadap rencana pidato Presiden terpilih Prabowo Subianto di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurut Puan, momen tersebut akan menjadi tonggak bersejarah bagi diplomasi Indonesia, mengingat absennya kehadiran kepala negara RI di forum global tersebut selama hampir satu dekade terakhir.

Momentum Kebangkitan Diplomasi Indonesia

Pernyataan Puan Maharani menggarisbawahi pentingnya kehadiran seorang Presiden Indonesia di Sidang Umum PBB, yang merupakan salah satu forum multilateral paling berpengaruh di dunia. Absennya representasi tingkat kepala negara selama hampir 10 tahun telah menimbulkan pertanyaan mengenai posisi dan urgensi Indonesia dalam kancah politik global.

Pidato Prabowo diharapkan tidak hanya mengisi kekosongan tersebut, tetapi juga menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia, pembangunan berkelanjutan, serta advokasi kepentingan negara-negara berkembang. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, suara Indonesia di PBB memiliki bobot dan relevansi yang signifikan.

“Pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB akan menjadi momen yang sangat signifikan bagi Indonesia. Ini bukan hanya penanda kembalinya representasi kepala negara kita di forum global paling bergengsi setelah hampir satu dekade, tetapi juga kesempatan emas untuk menegaskan kembali posisi dan kontribusi Indonesia dalam isu-isu dunia,” kata Puan Maharani dalam keterangannya di Jakarta pada 22 September 2025.

Puan menambahkan bahwa pidato tersebut harus dimanfaatkan untuk menyampaikan pandangan Indonesia mengenai isu-isu krusial global, mulai dari konflik geopolitik, perubahan iklim, ketahanan pangan, hingga ekonomi digital. Hal ini sejalan dengan tradisi politik luar negeri bebas aktif Indonesia yang selalu berupaya berperan serta dalam menjaga ketertiban dunia.

Menjelajahi Absensi Satu Dekade dan Proyeksi Kedepan

Data menunjukkan bahwa terakhir kali Presiden Indonesia menyampaikan pidato di Sidang Umum PBB adalah pada era pemerintahan sebelumnya, sekitar tahun 2014. Absensi yang panjang ini seringkali dikaitkan dengan prioritas domestik yang tinggi atau jadwal yang padat, namun dampaknya pada citra dan pengaruh Indonesia di mata dunia tidak dapat diabaikan. Kehadiran langsung seorang kepala negara di mimbar PBB mengirimkan pesan kuat tentang keseriusan dan komitmen suatu negara terhadap isu-isu global.

Presiden terpilih Prabowo Subianto diharapkan akan memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan visi kebijakan luar negeri pemerintahannya kepada komunitas internasional. Analis politik memprediksi bahwa Prabowo kemungkinan akan menyoroti isu-isu seperti stabilitas regional di Asia Tenggara, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, serta ajakan untuk kerjasama global dalam menghadapi tantangan bersama. Pidato ini juga dapat menjadi platform untuk menarik investasi dan memperkuat kemitraan ekonomi dengan negara-negara lain.

Momen ini tidak hanya penting bagi Prabowo sebagai Presiden baru, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia yang menantikan peran lebih aktif negaranya di panggung dunia. Dengan persiapan yang matang, pidato ini berpotensi menjadi salah satu pidato yang paling dinanti dan disorot, menandai babak baru dalam diplomasi Indonesia.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Tagged: