Enam jenazah korban insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali telah diserahkan kepada pihak keluarga oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) di Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Kamis malam, 03 July 2025. Musibah yang menimpa kapal rute Ketapang-Gilimanuk ini diduga kuat akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi yang menerjang perairan Selat Bali beberapa waktu sebelumnya.
KMP Tunu Pratama Jaya, sebuah kapal penumpang dan barang, mengalami kecelakaan pada Rabu malam (sehari sebelumnya), saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Data awal menyebutkan kapal tersebut mengangkut puluhan penumpang dan sejumlah kendaraan pribadi serta logistik. Tim SAR gabungan segera melancarkan operasi pencarian dan pertolongan setelah menerima laporan kejadian kapal yang hilang kontak dan diduga tenggelam di perairan yang dikenal memiliki arus kuat tersebut.
Operasi SAR (Search and Rescue) melibatkan Basarnas, TNI Angkatan Laut, Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta relawan setempat. Fokus utama adalah menemukan korban yang hilang dan mengevakuasi seluruh penumpang serta kru yang selamat. Kondisi cuaca yang ekstrem, dengan gelombang mencapai 2-3 meter, menjadi tantangan besar dalam upaya penyelamatan dan pencarian korban di tengah kegelapan malam.
Proses Identifikasi dan Penyerahan Jenazah
Setelah melalui proses identifikasi yang cermat oleh tim DVI (Disaster Victim Identification) Polri dan tim medis, keenam jenazah yang berhasil ditemukan dan dievakuasi dipastikan identitasnya. Proses penyerahan dilakukan secara bertahap kepada pihak keluarga yang telah menunggu dengan cemas di posko darurat Pelabuhan Ketapang. Suasana haru dan duka menyelimuti area penyerahan jenazah, dengan tangis keluarga pecah saat melihat kerabat mereka yang telah tiada.
Kepala Basarnas Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Gede Darmada, menyatakan duka cita mendalam atas musibah ini dan mengapresiasi kerja keras seluruh tim SAR gabungan.
“Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Upaya pencarian dan evakuasi telah kami lakukan secara maksimal dalam kondisi cuaca yang sangat menantang. Dengan diserahkannya jenazah ini, setidaknya keluarga dapat segera memakamkan dan memberikan penghormatan terakhir bagi para korban,” ujar Gede Darmada.
Ia menambahkan bahwa tidak ada lagi laporan orang hilang terkait insiden ini, sehingga operasi SAR secara resmi dinyatakan ditutup setelah semua korban ditemukan.
Investigasi dan Langkah Selanjutnya
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama dengan Kementerian Perhubungan telah memulai investigasi mendalam untuk mencari tahu penyebab pasti tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Fokus penyelidikan meliputi kondisi teknis kapal, kepatuhan terhadap standar operasional prosedur pelayaran, faktor cuaca yang ekstrem, serta potensi kelalaian dari pihak manapun yang terkait.
Insiden tragis ini kembali menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap standar keselamatan pelayaran, terutama di perairan Selat Bali yang dikenal memiliki arus kuat dan gelombang tinggi yang dapat berubah sewaktu-waktu. Pihak berwenang diharapkan dapat mengambil langkah-langkah preventif yang lebih ketat guna mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang, termasuk peningkatan pengawasan terhadap kondisi laik laut kapal dan pemantauan cuaca yang lebih akurat.
Pemerintah memastikan akan memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban, termasuk bantuan pemakaman dan penanganan pasca-musibah. Proses investigasi masih terus berjalan untuk memberikan kejelasan penuh atas tragedi ini dan memastikan pertanggungjawaban dari pihak yang berwenang.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda