Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama (Kemenag), masih mengintensifkan upaya pencarian terhadap tiga jemaah haji asal Indonesia yang dinyatakan hilang dalam operasional haji 1445 H/2024 M. Dengan harapan memberikan kejelasan kepada keluarga, metode tes DNA menjadi salah satu strategi utama untuk mengidentifikasi keberadaan mereka.
Upaya Komprehensif dan Koordinasi Lintas Instansi
Pencarian terhadap tiga jemaah haji yang tak kembali ke rombongan ini telah berlangsung sejak fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Tim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi terus bekerja sama dengan otoritas setempat, termasuk kepolisian, rumah sakit, pusat kesehatan, bahkan kamar jenazah di Mekkah, Jeddah, dan sekitarnya.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kemenag telah menginstruksikan agar seluruh jalur komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di Saudi tetap terbuka. Data-data vital seperti sidik jari, ciri-ciri khusus, serta informasi pribadi lainnya telah diserahkan untuk membantu proses pencarian. Langkah-langkah ini mencakup penyisiran ulang di berbagai area keramaian, fasilitas kesehatan, dan penampungan korban hilang.
Kendala utama dalam pencarian ini adalah luasnya area Masyair yang menampung jutaan jemaah dari berbagai negara, serta potensi disorientasi yang bisa dialami jemaah, terutama bagi mereka yang berusia lanjut atau memiliki kondisi kesehatan tertentu. Meski demikian, Kemenag menegaskan tidak akan menyerah dan akan terus berupaya hingga ada kejelasan.
Tes DNA: Langkah Terakhir Identifikasi
Sebagai upaya terakhir dan paling akurat dalam proses identifikasi, Kemenag kini fokus pada penggunaan tes DNA. Metode ini menjadi sangat krusial, terutama jika melibatkan penemuan jenazah tak dikenal yang sulit dikenali secara visual atau bahkan jika ditemukan sisa-sisa jenazah. Sampel DNA dari keluarga inti jemaah yang hilang telah dikumpulkan di Indonesia dan dikirim ke Arab Saudi untuk dicocokkan dengan data DNA dari jenazah tak dikenal yang mungkin ditemukan atau tercatat di fasilitas kesehatan Saudi.
Proses ini membutuhkan waktu dan koordinasi yang cermat antara tim forensik Indonesia dan otoritas Saudi. Diharapkan, melalui pencocokan DNA ini, identitas ketiga jemaah yang hilang dapat segera terungkap, memberikan kepastian bagi keluarga yang telah menanti dengan penuh kecemasan di tanah air. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan tidak ada satu pun jemaah yang terlantar tanpa kejelasan.
“Kementerian Agama berkomitmen penuh untuk terus mencari dan memastikan status keberadaan ketiga jemaah kami. Setiap langkah akan kami tempuh, termasuk koordinasi intensif dengan otoritas Saudi dan penggunaan teknologi forensik seperti tes DNA, hingga ada kejelasan bagi keluarga,” ujar seorang pejabat Kemenag, dalam pernyataan resminya pada 17 December 2025.
Pemerintah terus memohon doa dari seluruh masyarakat agar ketiga jemaah haji yang hilang ini dapat segera ditemukan dalam kondisi selamat atau setidaknya mendapatkan kejelasan status, sehingga duka dan kecemasan keluarga dapat terobati.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda






