JAKARTA – Tentara Nasional Indonesia (TNI) memperkuat komitmennya dalam menjaga perdamaian dunia dengan mempersiapkan kontingen pasukan perdamaian untuk misi di Gaza. Mayoritas personel yang akan diterjunkan dalam misi sensitif ini berasal dari Angkatan Darat (AD), menegaskan peran sentral matra darat dalam operasi kemanusiaan dan penjaga perdamaian.
Rencana ini sejalan dengan seruan internasional untuk stabilisasi di wilayah konflik dan diharapkan dapat segera diimplementasikan setelah mandat penuh dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) disahkan. Kontingen Indonesia diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam upaya penanganan krisis kemanusiaan dan pemeliharaan perdamaian di salah satu titik konflik paling kompleks di dunia tersebut.
Komposisi dan Kesiapan Pasukan
Informasi yang diperoleh pada 25 November 2025 menyebutkan bahwa personel TNI AD ini nantinya akan melengkapi kebutuhan tiga brigade komposit. Brigade-brigade ini dirancang untuk menjadi tulang punggung pasukan utama TNI di Gaza, dengan komposisi yang mencakup berbagai spesialisasi.
Para prajurit ini tidak hanya akan bertugas sebagai penjaga keamanan, tetapi juga diharapkan mampu melaksanakan operasi kemanusiaan, rekonstruksi infrastruktur dasar, hingga layanan medis. Pelatihan intensif telah dan akan terus diberikan untuk memastikan kesiapan fisik, mental, serta kemampuan operasional di lapangan yang penuh tantangan. Latihan mencakup skenario penanganan konflik bersenjata, perlindungan sipil, distribusi bantuan, dan evakuasi medis, memastikan setiap prajurit memahami kompleksitas tugas di zona konflik.
“Kesiapan pasukan kami adalah prioritas utama. Setiap prajurit yang berangkat ke Gaza akan dibekali dengan pelatihan terbaik dan moral yang tinggi untuk menjalankan misi suci ini. Kami membawa nama baik bangsa dan komitmen Indonesia untuk perdamaian,” ujar seorang petinggi TNI yang enggan disebutkan namanya, menekankan keseriusan dalam persiapan misi ini.
Mandat Internasional dan Sejarah Partisipasi Indonesia
Partisipasi Indonesia dalam misi perdamaian di Gaza merupakan kelanjutan dari rekam jejak panjang TNI dalam misi PBB di berbagai belahan dunia. Sejak pertama kali mengirimkan Kontingen Garuda pada tahun 1957, Indonesia telah dikenal sebagai salah satu kontributor pasukan perdamaian terbesar dan paling dihormati. Pengalaman di Lebanon (UNIFIL), Kongo (MONUSCO), dan Sudan (UNAMID) menjadi bekal berharga bagi kontingen di Gaza.
Misi di Gaza kali ini diperkirakan akan memiliki tantangan unik, mengingat kondisi geopolitik dan kemanusiaan yang sangat kompleks. Oleh karena itu, persiapan yang matang dan pemahaman mendalam tentang mandat PBB menjadi krusial. Pasukan akan beroperasi di bawah bendera PBB, dengan tujuan utama menjaga gencatan senjata, memfasilitasi bantuan kemanusiaan, dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi dialog perdamaian. Pengerahan mayoritas personel dari Angkatan Darat juga bukan tanpa alasan. Matra darat memiliki kapasitas mobilitas, adaptasi, dan keberlanjutan operasi di medan yang beragam, menjadikannya pilihan strategis untuk misi perdamaian yang memerlukan kehadiran fisik kuat di daratan.
Pemerintah Indonesia melalui TNI sekali lagi menunjukkan komitmen kuatnya terhadap perdamaian global. Dengan persiapan yang matang dan dukungan penuh dari berbagai pihak, kontingen perdamaian Indonesia diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya stabilisasi dan pemulihan di Gaza, membawa harapan baru bagi masyarakat yang terdampak konflik. Langkah ini juga sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam diplomasi perdamaian di kancah internasional.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda






