Home / News / Harga Beras di Jakarta Melonjak: Ini Penjelasan Dinas KPKP

Harga Beras di Jakarta Melonjak: Ini Penjelasan Dinas KPKP

Harga beras di wilayah DKI Jakarta menunjukkan tren kenaikan signifikan. Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat, mengingat beras adalah komoditas pangan pokok strategis yang memengaruhi stabilitas ekonomi rumah tangga. Berdasarkan pantauan mingguan harga komoditas pangan strategis tingkat eceran yang dirilis pada 30 June 2025, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Provinsi Jakarta, Hasudungan Sidabalok, mengonfirmasi lonjakan harga ini yang terdeteksi sejak minggu keempat Juni 2025.

Kenaikan harga beras ini bukan fenomena tunggal, melainkan akumulasi dari berbagai faktor yang memengaruhi rantai pasok dari hulu hingga hilir. Data pemantauan mingguan KPKP menunjukkan adanya pola peningkatan yang konsisten, di mana beberapa jenis beras medium dan premium telah mencapai level harga tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Situasi ini tentu saja memicu kekhawatiran di kalangan konsumen, terutama di tengah kondisi daya beli masyarakat yang masih beradaptasi dengan berbagai tantangan ekonomi.

Faktor Pemicu Kenaikan dan Dampaknya

Hasudungan Sidabalok menjelaskan bahwa kenaikan harga beras ini dipicu oleh beberapa faktor utama. Salah satunya adalah keterbatasan pasokan dari daerah sentra produksi akibat perubahan iklim dan pola tanam yang bergeser. Musim tanam yang tidak menentu dan dampak El Niño pada periode sebelumnya, meskipun tidak secara langsung memicu kelangkaan, telah mengurangi volume panen di beberapa wilayah pemasok utama Jakarta. Selain itu, faktor biaya distribusi dan logistik juga turut berkontribusi terhadap harga akhir di tingkat eceran.

“Situasi ini menuntut koordinasi erat antara seluruh pemangku kepentingan, dari hulu ke hilir, untuk memastikan ketersediaan pasokan dan stabilitas harga. Kami terus memantau pergerakan harga secara ketat dan siap mengambil langkah intervensi jika diperlukan,” ujar Hasudungan Sidabalok dalam keterangannya kepada media pada 30 June 2025.

Dampak dari kenaikan harga beras ini terasa langsung oleh masyarakat. Beban pengeluaran rumah tangga meningkat, yang berpotensi menekan daya beli dan memicu inflasi di sektor pangan. Untuk rumah tangga dengan pendapatan menengah ke bawah, lonjakan harga beras bisa sangat membebani, memaksa mereka untuk mengalihkan alokasi anggaran dari kebutuhan lain.

Langkah Mitigasi dan Antisipasi Pemerintah

Menyikapi lonjakan harga ini, Dinas KPKP bersama instansi terkait, seperti Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Kementerian Perdagangan, telah mengintensifkan koordinasi dan merancang langkah-langkah mitigasi. Salah satu upaya yang akan dan telah dilakukan adalah operasi pasar beras bersubsidi di sejumlah titik strategis di Jakarta untuk menjaga ketersediaan pasokan dan menstabilkan harga.

Pemerintah juga tengah berupaya memastikan kelancaran distribusi dari daerah produksi ke Jakarta, serta memangkas mata rantai distribusi yang terlalu panjang agar biaya logistik dapat ditekan. Selain itu, upaya jangka panjang seperti peningkatan produksi dalam negeri, modernisasi pertanian, dan diversifikasi pangan juga terus digalakkan untuk memperkuat ketahanan pangan Jakarta dan nasional. Dinas KPKP juga terus memperbarui data dan informasi harga secara transparan kepada publik melalui platform resminya, agar masyarakat dapat memantau perkembangan harga dan membuat keputusan belanja yang bijak.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk terus memantau perkembangan harga beras dan komoditas pangan lainnya secara cermat, serta siap mengambil tindakan proaktif untuk memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga bagi seluruh warganya. Diharapkan, dengan berbagai langkah intervensi dan antisipasi, harga beras di Jakarta dapat kembali stabil dalam waktu dekat.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Tagged: