Home / News / Kualitas Udara Jakarta Memburuk: Ancaman Serius bagi Kelompok Rentan

Kualitas Udara Jakarta Memburuk: Ancaman Serius bagi Kelompok Rentan

Jakarta, 31 October 2025 – Kualitas udara di Ibu Kota Jakarta kembali mencapai tingkat yang tidak sehat, memicu kekhawatiran serius terhadap kesehatan masyarakat, khususnya bagi kelompok sensitif. Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh IQAir, sebuah platform pemantau kualitas udara global, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta berada pada poin 142, sebuah angka yang mengategorikannya sebagai “tidak sehat bagi kelompok sensitif”.

Angka ini menunjukkan konsentrasi polutan PM 2.5 (partikulat halus berukuran kurang dari 2,5 mikrometer) di udara Jakarta mencapai 52 mikrogram per meter kubik. Perlu dicatat, angka tersebut 10,4 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). PM 2.5 dikenal sebagai polutan paling berbahaya karena ukurannya yang sangat kecil memungkinkannya menembus jauh ke dalam paru-paru dan bahkan masuk ke aliran darah, menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Dampak Kesehatan dan Peringatan untuk Kelompok Sensitif

Kondisi udara yang memburuk ini membawa implikasi kesehatan yang signifikan. Kelompok sensitif, yang meliputi anak-anak, lansia, individu dengan riwayat penyakit pernapasan seperti asma atau PPOK, serta penderita penyakit jantung, sangat rentan terhadap dampak negatif paparan polusi udara. Gejala yang dapat muncul bervariasi mulai dari iritasi mata, batuk, sesak napas, hingga memburuknya kondisi penyakit kronis.

Para ahli kesehatan dan lingkungan telah berulang kali mengingatkan masyarakat untuk mengambil langkah pencegahan. Salah satu anjuran utama adalah menggunakan masker pelindung, seperti masker N95 atau KN95, saat beraktivitas di luar ruangan. Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk membatasi aktivitas fisik di luar, terutama pada jam-jam puncak polusi, dan tetap berada di dalam ruangan dengan ventilasi yang baik atau menggunakan pembersih udara (air purifier).

“Kondisi kualitas udara di Jakarta saat ini memerlukan kewaspadaan tinggi, terutama bagi kelompok rentan. Paparan jangka panjang terhadap PM 2.5 dapat memicu masalah pernapasan kronis hingga gangguan kardiovaskular serius. Perlindungan diri adalah langkah pertama yang krusial,” ujar seorang pakar kesehatan masyarakat.

Faktor Penyebab dan Upaya Mitigasi Jangka Panjang

Memburuknya kualitas udara di Jakarta adalah masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Emisi kendaraan bermotor menjadi kontributor utama, mengingat tingginya populasi dan mobilitas di Ibu Kota. Selain itu, aktivitas industri, pembakaran sampah terbuka, dan kondisi meteorologi seperti stagnasi udara juga turut memperparah konsentrasi polutan.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah dan terus berupaya mengatasi masalah ini melalui berbagai kebijakan, seperti uji emisi kendaraan, pengembangan transportasi publik, hingga penegakan hukum terhadap pelanggar baku mutu emisi. Namun, data terkini menunjukkan bahwa upaya ini perlu diperkuat dan dipercepat secara signifikan untuk mencapai target kualitas udara yang lebih sehat sesuai standar WHO.

Masyarakat juga diharapkan untuk turut berkontribusi, tidak hanya dengan melindungi diri sendiri, tetapi juga dengan mendukung program-program pemerintah, seperti beralih ke transportasi umum, menghemat energi, dan tidak melakukan pembakaran sampah. Kesadaran kolektif dan tindakan nyata dari seluruh elemen masyarakat menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan udara yang lebih bersih dan sehat di Jakarta.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Tagged: