Jakarta, 20 October 2025 – Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan tegas terkait pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu inisiatif unggulannya. Dalam sebuah pernyataan, Presiden Prabowo meminta agar Badan Gizi Nasional (BGN) tidak memaksakan target jumlah penerima hingga 40 juta orang dalam waktu singkat. Penekanan utama justru harus diletakkan pada aspek kualitas dan keamanan pangan yang akan didistribusikan, bukan sekadar pencapaian angka.
Arahan ini menyoroti filosofi Jawa “Ojo Ngoyo” yang berarti “jangan terlalu ambisius atau memaksakan diri,” mengisyaratkan pendekatan yang lebih hati-hati dan terencana dalam implementasi program berskala nasional ini. Program MBG sendiri dirancang untuk mengatasi masalah stunting dan malnutrisi di kalangan anak-anak, pelajar, serta ibu hamil, yang menjadi fokus utama dalam agenda pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
Fokus Kualitas dan Keamanan Gizi Jadi Prioritas Utama
Presiden Prabowo menekankan bahwa keberhasilan program MBG tidak boleh diukur semata-mata dari banyaknya jumlah penerima, melainkan dari dampak nyata terhadap peningkatan gizi dan kesehatan. Menjamin kualitas gizi makanan yang disajikan, kebersihan proses penyediaan, serta keamanan bahan pangan menjadi kunci. Program yang ambisius ini memerlukan perencanaan matang agar tidak menimbulkan masalah baru, seperti keracunan makanan, pemborosan, atau distribusi yang tidak merata dan tidak tepat sasaran.
Pemerintah menyadari bahwa program sebesar MBG, yang berpotensi menjangkau puluhan juta individu, memiliki kompleksitas logistik dan pengawasan yang tinggi. Oleh karena itu, pendekatan bertahap dengan evaluasi berkelanjutan dinilai lebih bijaksana. Langkah ini memastikan bahwa setiap tahapan program dapat diuji coba, dievaluasi, dan diperbaiki sebelum diperluas ke skala yang lebih besar. Prioritas pada kualitas juga mencakup memastikan kandungan gizi makanan sesuai standar, variasi menu yang baik, serta sumber bahan baku yang terjamin kehalalan dan keamanannya.
Implikasi Bagi Pelaksanaan Program dan Badan Gizi Nasional
Arahan Presiden ini memiliki implikasi signifikan bagi strategi dan operasional Badan Gizi Nasional (BGN) serta kementerian/lembaga terkait. BGN diharapkan untuk menyusun peta jalan implementasi yang lebih fleksibel, mengedepankan uji coba di wilayah-wilayah percontohan sebelum meluncurkan program secara massal. Ini berarti fokus akan beralih dari ‘berapa banyak’ menjadi ‘seberapa baik’ program ini dijalankan di setiap lokasi.
Pengawasan ketat terhadap rantai pasok pangan, standar kebersihan dapur umum atau penyedia makanan, serta pelatihan bagi personel yang terlibat dalam distribusi akan menjadi aspek krusial. Anggaran yang dialokasikan untuk program ini juga harus digunakan secara efisien untuk menjamin kualitas terbaik, bukan hanya untuk memenuhi kuantitas semata. Presiden Prabowo secara tegas menyampaikan:
“Kita tidak boleh ngoyo mengejar angka tanpa memastikan kualitas dan keamanan. Program Makan Bergizi Gratis ini adalah investasi masa depan bangsa. Lebih baik sedikit tapi berkualitas dan aman, daripada banyak tapi berisiko. Setiap anak harus mendapatkan gizi terbaik, dan itu prioritas utama kita.”
Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk tidak hanya meluncurkan program besar, tetapi juga untuk melaksanakannya dengan penuh kehati-hatian dan tanggung jawab. Diharapkan, dengan penekanan pada kualitas dan keamanan, program MBG dapat benar-benar memberikan manfaat optimal bagi peningkatan kesehatan dan gizi masyarakat Indonesia secara berkelanjutan.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda






