Home / News / Darurat Sampah Jakarta: KLHK Desak Penanganan Holistik Selamatkan Lingkungan dan Kota

Darurat Sampah Jakarta: KLHK Desak Penanganan Holistik Selamatkan Lingkungan dan Kota

Jakarta, 15 October 2025 – Ibu Kota negara, Jakarta, kini berada dalam kondisi darurat sampah yang sangat mengkhawatirkan. Pernyataan tegas ini datang dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang menyerukan penanganan serius dan terpadu untuk menekan timbulan sampah yang terus meningkat dan berpotensi memicu krisis lingkungan serta kesehatan.

Kondisi darurat ini bukan sekadar peringatan, melainkan cerminan dari akumulasi masalah pengelolaan sampah yang kompleks di salah satu kota terpadat di dunia. Dengan populasi yang terus bertumbuh, laju konsumsi masyarakat yang tinggi, serta kurangnya infrastruktur pengolahan sampah yang memadai, Jakarta menghadapi tantangan besar yang membutuhkan pendekatan komprehensif dari berbagai pihak.

Ancaman Nyata Timbulan Sampah Ibu Kota

Setiap harinya, Jakarta diperkirakan menghasilkan ribuan ton sampah, di mana sebagian besar berakhir di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi. Dengan kapasitas yang semakin menipis dan diperkirakan akan segera penuh, masalah penumpukan sampah ini menjadi bom waktu yang mengancam. Dampak lingkungan yang ditimbulkan pun tidak main-main, mulai dari pencemaran tanah, air, dan udara akibat emisi gas metana dari pembusukan sampah, hingga risiko banjir yang diperparah oleh sampah yang menyumbat saluran air.

Selain itu, aspek kesehatan masyarakat juga menjadi pertaruhan. Timbulan sampah yang tidak terkelola dengan baik menjadi sarang penyakit, menarik vektor seperti tikus dan lalat yang menyebarkan kuman. Peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan penyakit kulit seringkali dikaitkan dengan lingkungan yang tercemar oleh sampah. Kondisi ini menuntut pemerintah daerah dan pusat untuk bertindak cepat, bukan hanya dari sisi penanganan akhir, tetapi juga pada pengurangan sampah dari sumbernya.

Kolaborasi Multisektoral Mendesak untuk Solusi Berkelanjutan

Pemerintah melalui KLHK menekankan bahwa penanganan darurat sampah di Jakarta tidak bisa lagi dilakukan secara parsial. Diperlukan kolaborasi multisektoral yang melibatkan pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, pihak swasta, dan yang terpenting, partisipasi aktif dari masyarakat. Program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) harus digalakkan secara masif, mulai dari tingkat rumah tangga hingga sektor industri.

Berbagai inovasi dalam pengelolaan sampah, seperti pembangunan fasilitas pengolahan sampah berbasis teknologi (waste-to-energy), optimalisasi bank sampah, serta edukasi berkelanjutan mengenai pemilahan sampah di sumber, menjadi kunci. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa perubahan perilaku masyarakat adalah fondasi utama dalam upaya penyelamatan lingkungan Ibu Kota.

“Situasi darurat sampah di Jakarta adalah alarm bagi kita semua. Ini bukan hanya masalah pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama. Kita harus mengubah paradigma, dari sekadar membuang menjadi mengelola. Tanpa partisipasi aktif dari setiap individu dan dukungan dari semua pemangku kepentingan, upaya kita akan sia-sia. Jakarta yang bersih dan lestari bukan mimpi, tapi sebuah keharusan yang harus kita wujudkan bersama mulai dari 15 October 2025 dan seterusnya.”

Dengan kesadaran kolektif dan langkah-langkah konkret yang terencana, diharapkan Jakarta dapat keluar dari krisis darurat sampahnya dan bertransformasi menjadi kota metropolitan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Tagged: