Polres Bandara Soekarno-Hatta pada 27 June 2025 menunjukkan wajah humanisnya dengan mengevakuasi Tarpiah (57), istri dari Poniman, seorang lansia yang sebelumnya viral karena kasus pencurian ponsel dan kemudian mendapatkan pengampunan. Tarpiah dievakuasi ke rumah sakit terdekat untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan medis intensif setelah kondisi kesehatannya dikabarkan menurun drastis pasca-insiden yang menimpa suaminya.
Latar Belakang Kasus Poniman
Kasus Poniman menjadi sorotan publik dalam beberapa waktu terakhir. Lansia berusia 60-an tahun ini sebelumnya ditangkap karena mencuri sebuah ponsel di area Bandara Soekarno-Hatta. Keterangan awal menyebutkan bahwa tindakan nekat tersebut terpaksa ia lakukan demi mendapatkan uang untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan sang istri, Tarpiah, yang sedang sakit-sakitan.
Kisah pilu Poniman yang didorong oleh kemiskinan dan rasa tanggung jawab terhadap istrinya, dengan cepat menyebar luas di media sosial dan mengundang simpati masyarakat. Berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh publik dan aktivis kemanusiaan, mendesak agar Poniman diberikan keadilan restoratif, mempertimbangkan faktor ekonomi dan usianya. Puncak dari perhatian publik ini adalah keputusan untuk memberikan pengampunan dan membebaskan Poniman, sebuah langkah yang diapresiasi sebagai cerminan keadilan yang humanis.
Namun, dibalik kebebasan sang suami, kondisi Tarpiah dikabarkan justru memburuk. Stres, kecemasan, dan kondisi kesehatan yang memang sudah lemah diduga memperparah keadaannya. Pihak kepolisian Bandara Soekarno-Hatta, yang terus memantau perkembangan keluarga Poniman pasca-pembebasan, akhirnya mengambil inisiatif untuk memberikan bantuan medis.
Bantuan Kemanusiaan dan Harapan Masa Depan
Evakuasi Tarpiah dilakukan dengan cepat dan profesional oleh tim dari Polres Bandara Soekarno-Hatta. Sejumlah petugas dikerahkan untuk memastikan Tarpiah mendapatkan penanganan yang layak dan segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk diagnosis lebih lanjut. Langkah ini menegaskan komitmen institusi kepolisian bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai pelayan dan pelindung masyarakat, terutama bagi mereka yang rentan.
“Tindakan ini adalah bagian dari panggilan tugas kami sebagai Polri yang humanis. Kami tidak hanya berfokus pada penegakan hukum, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dan kemanusiaan. Kesehatan Ibu Tarpiah adalah prioritas kami saat ini, dan kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan beliau mendapatkan perawatan terbaik,” ujar seorang perwakilan kepolisian yang tidak ingin disebutkan namanya.
Kejadian ini kembali menggarisbawahi pentingnya perhatian terhadap kelompok masyarakat rentan dan dampaknya dari sebuah peristiwa hukum terhadap keluarga. Bantuan medis untuk Tarpiah diharapkan dapat memulihkan kesehatannya dan memberikan kesempatan bagi keluarga Poniman untuk menata kembali kehidupan mereka setelah serangkaian cobaan yang mereka alami. Masyarakat luas pun berharap agar kejadian ini menjadi momentum untuk lebih banyak lagi kasus-kasus serupa mendapatkan penanganan yang mengedepankan aspek kemanusiaan.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda