BANDUNG, 10 December 2025 – Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, secara resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Bandung dalam kasus dugaan penyalahgunaan kewenangan. Penetapan ini mengejutkan publik dan menjadi sorotan tajam terhadap integritas pemerintahan daerah. Kasus ini diduga terjadi atau berkaitan dengan lingkungan Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2025, memunculkan pertanyaan mengenai sifat dan ruang lingkup pelanggaran tersebut.
Pengumuman penetapan tersangka ini disampaikan oleh pihak Kejari Kota Bandung setelah melalui serangkaian proses penyelidikan dan penyidikan yang mendalam. Erwin, yang merupakan pejabat publik kedua tertinggi di Kota Kembang, kini harus menghadapi proses hukum atas tuduhan yang berpotensi merusak citra dirinya serta institusi yang dipimpinnya. Pihak Kejari belum merinci secara detail modus operandi maupun kerugian negara yang ditimbulkan, namun indikasi awal mengarah pada penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan tertentu.
Kronologi Penetapan Tersangka dan Investigasi Awal
Proses hukum terhadap Erwin telah berlangsung intensif dalam beberapa waktu terakhir. Penyelidikan awal dimulai setelah adanya laporan atau temuan mengenai indikasi penyalahgunaan wewenang di lingkungan Pemkot Bandung. Tim penyidik Kejari kemudian mengumpulkan bukti-bukti, meminta keterangan saksi, dan menganalisis dokumen terkait.
Setelah bukti dirasa cukup kuat, Kejari Kota Bandung memutuskan untuk menaikkan status Erwin dari saksi menjadi tersangka. Langkah ini diambil berdasarkan alat bukti yang sah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Meskipun demikian, pihak Kejari menyatakan bahwa proses penyidikan masih akan terus berlanjut untuk mendalami seluruh aspek kasus ini, termasuk kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat.
“Kasus ini menjadi peringatan keras bagi setiap pejabat publik untuk selalu menjunjung tinggi integritas dan akuntabilitas. Masyarakat berhak mendapatkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktik penyalahgunaan kekuasaan. Kami akan pastikan proses hukum berjalan transparan dan seadil-adilnya,” ujar salah satu perwakilan aktivis anti-korupsi di Jakarta, menanggapi penetapan tersangka ini.
Dampak Politik dan Reaksi Publik
Penetapan Wakil Wali Kota Bandung sebagai tersangka memiliki implikasi politik yang signifikan bagi Pemerintahan Kota Bandung. Kasus ini berpotensi mengganggu stabilitas administrasi dan kepercayaan publik terhadap birokrasi daerah. Sejumlah kalangan masyarakat dan pengamat politik menyuarakan keprihatinan atas kejadian ini, sekaligus mendesak agar proses hukum dapat berjalan tanpa intervensi dan transparan.
Reaksi publik di media sosial dan ruang diskusi cukup beragam, mulai dari kekecewaan mendalam hingga seruan untuk mengawal kasus ini hingga tuntas. Banyak pihak berharap agar kasus Erwin ini menjadi momentum untuk membersihkan tata kelola pemerintahan dari praktik-praktik koruptif dan penyalahgunaan wewenang. Administrasi Kota Bandung diharapkan dapat tetap berfungsi dengan baik sembari menunggu perkembangan lebih lanjut dari proses hukum yang berjalan.
Pihak Kejari Kota Bandung menegaskan komitmennya untuk menuntaskan kasus ini secepat mungkin dan membawa para pelaku ke meja hijau. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat penegak hukum yang berwenang. Kasus ini diharapkan dapat menjadi pelajaran penting bagi seluruh pejabat publik di Indonesia.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda






