JAKARTA, 31 July 2025 – Kabar duka menyelimuti jagat politik dan keagamaan Indonesia. Mantan Menteri Agama (Menag) dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali meninggal dunia pada Kamis (31/7/2025) di usia 68 tahun, setelah menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Jakarta. Kepergian tokoh yang pernah menjadi sorotan publik karena kasus korupsi dana haji ini menandai berakhirnya sebuah babak dalam kancah perpolitikan nasional.
Berita duka ini pertama kali dikonfirmasi oleh sejumlah politisi PPP dan kerabat dekat. Suryadharma Ali dikenal sebagai sosok yang memiliki perjalanan karier panjang, dari anggota legislatif hingga memegang posisi strategis di kabinet dan partai berlambang Kabah tersebut. Sosoknya di PPP sering disebut sebagai perekat berbagai faksi, meski pada masa kepemimpinannya, partai ini juga mengalami sejumlah tantangan internal.
Perjalanan Karier dan Puncak Kekuasaan
Lahir di Cirebon pada 19 September 1956, Suryadharma Ali memulai kiprahnya di dunia politik sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi PPP. Ia dikenal sebagai legislator yang vokal dan memiliki pemahaman mendalam tentang isu-isu keagamaan dan sosial. Perjalanan politiknya terus menanjak, membawanya ke pucuk pimpinan PPP sebagai Ketua Umum pada tahun 2007. Di bawah kepemimpinannya, PPP berupaya memperkuat basis massa tradisionalnya sambil beradaptasi dengan dinamika politik modern.
Suryadharma Ali mencapai puncak kariernya saat diangkat menjadi Menteri Agama pada Kabinet Indonesia Bersatu II di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2009. Selama menjabat Menag, ia memfokuskan diri pada reformasi tata kelola haji, peningkatan kualitas pendidikan keagamaan, serta upaya menjaga kerukunan antarumat beragama. Ia berulang kali menegaskan pentingnya moderasi beragama sebagai pilar utama dalam pembangunan masyarakat Indonesia yang majemuk.
Kontroversi, Warisan, dan Penghormatan Terakhir
Namun, perjalanan karier Suryadharma Ali tidak lepas dari kontroversi. Pada tahun 2014, ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji. Kasus ini sempat mengguncang institusi Kementerian Agama dan berdampak pada kredibilitasnya sebagai pejabat publik. Pada tahun 2015, ia divonis bersalah oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta dan dijatuhi hukuman pidana penjara. Meskipun menghadapi masa-masa sulit pasca-putusan tersebut, ia tetap dikenang oleh sebagian pihak sebagai pemimpin yang berdedikasi.
Kepergian Suryadharma Ali meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar PPP. Sejumlah tokoh partai menyampaikan belasungkawa dan mengenang kontribusinya. Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono, mengungkapkan rasa kehilangan atas wafatnya Suryadharma Ali.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kami sangat berduka atas wafatnya Bapak Suryadharma Ali. Beliau adalah sosok senior yang sangat kami hormati. Dedikasinya terhadap partai dan upaya menjaga kerukunan umat beragama selama menjabat Menteri Agama patut diacungi jempol. Terlepas dari segala dinamika, kontribusinya bagi bangsa ini tetap kami kenang,” ujar Mardiono dalam keterangan persnya.
Jenazah almarhum Suryadharma Ali rencananya akan disemayamkan di rumah duka dan dimakamkan di tempat peristirahatan terakhirnya di wilayah Bogor, Jawa Barat. Prosesi pemakaman diperkirakan akan dihadiri oleh keluarga besar, para sahabat, kolega politik, serta perwakilan dari PPP dan Kementerian Agama. Kepergiannya menjadi pengingat akan kompleksitas perjalanan seorang politisi, dengan capaian dan juga catatan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah bangsa.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda