Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Kodap XV Ngalum Kupel melancarkan aksi brutal dengan membakar bangunan Puskesmas Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 06.20 WIT. Insiden ini secara efektif melumpuhkan salah satu fasilitas kesehatan vital di daerah tersebut, memberikan pukulan telak bagi akses layanan medis dasar bagi ribuan masyarakat di kawasan terpencil.
Dampak Krusial Terhadap Layanan Kesehatan Masyarakat
Pembakaran Puskesmas Kiwirok bukan sekadar tindakan vandalisme, melainkan penghancuran sistem esensial yang selama ini menjadi tulang punggung layanan kesehatan primer di distrik tersebut. Puskesmas adalah garda terdepan dalam memberikan berbagai layanan krusial, mulai dari imunisasi rutin anak, penanganan penyakit menular seperti malaria dan tuberkulosis, pelayanan persalinan bagi ibu hamil, hingga layanan darurat untuk kasus kecelakaan atau penyakit mendadak.
Dengan musnahnya fasilitas ini, ribuan warga di Kiwirok dan kampung-kampung sekitarnya kini kehilangan akses terhadap pelayanan medis dasar yang sangat dibutuhkan. Kondisi ini diperparah oleh tantangan geografis yang ekstrem di Pegunungan Bintang, yang membuat evakuasi pasien ke fasilitas kesehatan lain, seperti rumah sakit di kota terdekat, menjadi sangat sulit, memakan waktu berjam-jam, dan berisiko tinggi. Kekhawatiran akan meningkatnya angka kesakitan dan potensi kematian akibat ketiadaan layanan kesehatan yang memadai menjadi isu mendesak yang dihadapi masyarakat.
Selain hilangnya infrastruktur fisik, insiden ini juga berpotensi menyebabkan trauma psikologis bagi tenaga kesehatan dan masyarakat setempat, serta menghambat upaya pemerintah dalam pemerataan akses kesehatan di wilayah Papua.
Kondemasi dan Respons Tegas Aparat Keamanan
Insiden pembakaran yang menargetkan fasilitas publik, khususnya sektor kesehatan, mendapat kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan aparat keamanan nasional. Tindakan KKB ini dinilai sebagai pelanggaran berat terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan secara terang-terangan menghambat upaya pembangunan serta peningkatan kualitas hidup masyarakat di Papua. Penargetan fasilitas sipil yang vital menunjukkan pola kekerasan KKB yang tidak pandang bulu.
Menyikapi aksi brutal ini, pihak gabungan TNI dan Polri telah mengerahkan personel tambahan untuk mengamankan lokasi serta melancarkan operasi pengejaran terhadap kelompok pelaku. Meskipun detail operasi tersebut belum sepenuhnya dirilis, komitmen untuk memulihkan keamanan dan menegakkan hukum menjadi prioritas utama. Sumber keamanan menyebutkan bahwa pasukan gabungan bergerak cepat untuk merespons insiden ini, sesuai dengan informasi awal yang menunjukkan adanya aksi tembak-menembak pasca-pembakaran.
“Kami mengutuk keras tindakan biadab KKB yang secara sengaja menghancurkan fasilitas kesehatan esensial. Ini adalah kejahatan kemanusiaan yang secara langsung merugikan masyarakat kecil dan paling rentan. Aparat keamanan akan terus berkomitmen untuk mengejar para pelaku hingga tuntas, serta memastikan keamanan dan pemulihan layanan di wilayah ini secepat mungkin,” ujar seorang juru bicara Polda Papua dalam keterangan pers yang dirilis 30 September 2025.
Kejadian di Kiwirok ini menambah daftar panjang kekerasan yang dilakukan oleh KKB di Papua, yang seringkali menargetkan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur umum lainnya. Pola serangan ini tidak hanya menciptakan ketidakstabilan dan rasa takut di kalangan masyarakat, tetapi juga secara signifikan menghambat laju pembangunan serta upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan di seluruh wilayah Papua. Pemerintah pusat melalui berbagai kementerian terkait diharapkan segera mengambil langkah strategis dan terkoordinasi untuk memulihkan kembali layanan kesehatan di Kiwirok serta mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
