Serangkaian bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda berbagai wilayah di Sumatra belakangan ini telah menyisakan duka mendalam serta kerusakan masif. Tragedi kemanusiaan dan lingkungan tersebut rupanya turut menyentuh nurani Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar. Menyikapi situasi pilu ini, Menko Muhaimin secara terbuka menyerukan agar para pejabat negara melakukan introspeksi mendalam, atau yang disebutnya sebagai ‘Tobat Nasuha’, serta mengevaluasi kembali setiap kebijakan yang telah dan akan dikeluarkan untuk rakyat.
Pernyataan ini muncul di tengah sorotan publik terhadap efektivitas kebijakan mitigasi bencana dan pembangunan infrastruktur yang kerap dituding abai terhadap kelestarian lingkungan. Perasaan Menko Muhaimin yang “bergejolak” mencerminkan urgensi untuk tidak hanya sekadar merespons dampak bencana, tetapi juga menelusuri akar masalah dan mencari solusi fundamental. Tobat Nasuha, dalam konteks ini, diartikan sebagai bentuk penyesalan yang tulus dan komitmen kuat untuk berubah menjadi lebih baik, khususnya dalam perumusan dan implementasi kebijakan publik yang berpihak pada keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
Refleksi Pejabat di Tengah Bencana
Musibah di Sumatra, yang telah menelan korban jiwa dan kerugian materiil tidak sedikit, menjadi pengingat pahit akan kerentanan Indonesia terhadap bencana alam. Data dan fakta lapangan menunjukkan bahwa bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor seringkali diperparah oleh faktor antropogenik, seperti deforestasi, alih fungsi lahan yang masif, serta pembangunan yang kurang memperhatikan daya dukung lingkungan. Oleh karena itu, seruan dari Menko PM Muhaimin Iskandar ini bukan sekadar retorika, melainkan sebuah panggilan moral bagi seluruh elemen pemerintahan untuk berani melihat ke dalam, mengidentifikasi kesalahan, dan memperbaiki sistem yang ada.
Evaluasi kebijakan yang dimaksud harus meliputi berbagai sektor, mulai dari perencanaan tata ruang, izin lingkungan, pengelolaan sumber daya alam, hingga pembangunan infrastruktur dan sistem peringatan dini bencana. Sudah saatnya kebijakan tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi semata, namun juga mengedepankan prinsip keberlanjutan dan resiliensi terhadap bencana. Tanpa evaluasi yang jujur dan menyeluruh, dikhawatirkan bencana serupa akan terus berulang di masa mendatang, dengan dampak yang mungkin semakin parah.
Seruan Evaluasi Menyeluruh dan Akuntabilitas
Terkait dengan seruan “Tobat Nasuha”, hal ini menggarisbawahi pentingnya akuntabilitas moral dan etika dalam menjalankan amanah publik. Para pejabat negara, dari tingkat pusat hingga daerah, memegang peranan krusial dalam menentukan arah pembangunan dan perlindungan masyarakat. Oleh karena itu, setiap kebijakan yang dikeluarkan harus dilandasi oleh pertimbangan matang, data valid, serta kepedulian tulus terhadap nasib rakyat dan keberlanjutan lingkungan. Pemerintah dituntut untuk tidak hanya responsif, tetapi juga proaktif dalam mencegah potensi bencana.
Perasaannya seolah bergejolak, menilai perlunya para pejabat negara untuk segera berbenah mengevaluasi setiap kebijakan yang dikeluarkan untuk rakyat. Ini adalah momentum bagi kita semua untuk melakukan introspeksi dan komitmen serius terhadap perubahan,” demikian kira-kira sentiment yang diungkapkan oleh Menko PM Muhaimin Iskandar.
Kini, bola ada di tangan para pembuat kebijakan. Seruan dari Menko PM Muhaimin Iskandar ini diharapkan menjadi titik tolak bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang lebih adaptif terhadap tantangan lingkungan dan perubahan iklim, serta lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Diperlukan tindakan konkret dan komitmen jangka panjang untuk memastikan bahwa tragedi serupa tidak lagi terjadi, dan rakyat Indonesia dapat hidup lebih aman dan sejahtera, terbebas dari ancaman bencana yang kerap berulang setiap tahunnya. Publik menanti realisasi dari seruan introspeksi ini, agar pelajaran dari musibah di Sumatra dapat diwujudkan dalam kebijakan yang lebih bijaksana dan berpihak pada rakyat, mulai dari 05 December 2025.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda






