Banjir rob, atau banjir pasang air laut, kembali menerjang wilayah pesisir Kampung Baru Dadap, Kecamatan Kosambi, Tangerang, pada 04 December 2025. Fenomena tahunan ini merendam ratusan rumah warga dan berdampak pada setidaknya 540 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di empat Rukun Tetangga (RT). Situasi ini memperparah kondisi kehidupan masyarakat yang kerap dihadapkan pada ancaman serupa.
Dampak Meluas dan Keluhan Warga
Ketinggian air dilaporkan bervariasi, mencapai hingga 60-80 sentimeter di beberapa titik terparah, memaksa warga untuk mengamankan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi. RT 001, 002, 003, dan 004 menjadi wilayah yang paling parah terdampak, di mana aktivitas warga terganggu, akses jalan terputus, dan fasilitas umum seperti mushola atau posyandu juga turut terendam. Banyak warga yang berprofesi sebagai nelayan atau buruh harian terpaksa menghentikan pekerjaan mereka, kehilangan mata pencarian sementara.
Salah seorang warga, Ibu Nurjanah, mengungkapkan keputusasaannya atas kondisi yang terus berulang ini. “Kami sudah bosan dengan kondisi seperti ini. Setiap kali rob datang, rumah kami pasti terendam. Belum lagi barang-barang yang rusak dan anak-anak yang kesulitan sekolah. Kami berharap ada solusi permanen dari pemerintah, bukan hanya bantuan sementara,” keluh Ibu Nurjanah, seorang warga RT 003 yang rumahnya telah dua hari terendam.
“Kami sudah bosan dengan kondisi seperti ini. Setiap kali rob datang, rumah kami pasti terendam. Belum lagi barang-barang yang rusak dan anak-anak yang kesulitan sekolah. Kami berharap ada solusi permanen dari pemerintah, bukan hanya bantuan sementara,” keluh Ibu Nurjanah, seorang warga RT 003 yang rumahnya telah dua hari terendam.
Selain kerugian materi, ancaman kesehatan juga membayangi warga terdampak. Kondisi lingkungan yang lembab dan genangan air kotor berpotensi menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, penyakit kulit, dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). BPBD Kabupaten Tangerang dikabarkan telah mulai menyalurkan bantuan logistik berupa makanan siap saji dan air bersih, namun jangkauannya masih terbatas mengingat banyaknya warga yang terdampak.
Ancaman Berulang dan Mitigasi Jangka Panjang
Fenomena banjir rob di pesisir Tangerang bukan kali pertama terjadi. Wilayah ini memang rentan terhadap pasang air laut tinggi yang diperparah oleh kombinasi faktor pasang surut astronomis, penurunan muka tanah (land subsidence) yang signifikan, dan kurangnya infrastruktur penahan rob yang memadai. Studi menunjukkan bahwa beberapa wilayah pesisir di Teluk Jakarta, termasuk Tangerang, mengalami penurunan muka tanah hingga belasan sentimeter per tahun, menjadikan mereka semakin rentan terhadap intrusi air laut.
Pemerintah daerah didesak untuk tidak hanya berfokus pada penanganan darurat, melainkan juga merumuskan dan mengimplementasikan solusi jangka panjang yang komprehensif. Ini termasuk percepatan pembangunan tanggul laut yang kokoh, normalisasi dan pengerukan sungai-sungai yang bermuara ke laut, serta program relokasi warga yang tinggal di zona merah secara bertahap dan manusiawi. Pakar lingkungan juga mengingatkan bahwa perubahan iklim global, yang memicu kenaikan permukaan air laut, akan semakin memperparah kondisi ini di masa mendatang jika tidak ada langkah antisipatif yang komprehensif.
Kesadaran akan pentingnya adaptasi dan mitigasi bencana menjadi kunci untuk menyelamatkan kehidupan dan mata pencarian ribuan warga pesisir di masa depan. Tanpa intervensi serius dan berkelanjutan, Kampung Baru Dadap dan wilayah pesisir lainnya akan terus hidup dalam bayang-bayang ancaman rob yang berulang dan semakin parah.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda






