Home / News / Aksi Massa Besar Guncang Gedung DPR RI, Tuntut Revisi Kebijakan

Aksi Massa Besar Guncang Gedung DPR RI, Tuntut Revisi Kebijakan

Ribuan demonstran dari berbagai elemen masyarakat kembali memadati kawasan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Jakarta pada Kamis, 28 Agustus 2025. Aksi unjuk rasa skala besar ini menuntut pemerintah dan parlemen untuk meninjau ulang sejumlah kebijakan kontroversial yang dinilai merugikan rakyat. Imbasnya, arus lalu lintas di sekitar area tersebut mengalami kemacetan parah dan pengalihan rute, sementara aparat keamanan disiagakan penuh untuk menjaga ketertiban.

Tuntutan Kritis dan Latar Belakang Aksi

Aksi massa ini dikoordinasikan oleh gabungan sejumlah organisasi, termasuk Aliansi Mahasiswa Nasional, Federasi Serikat Pekerja Indonesia, dan Koalisi Masyarakat Sipil untuk Keadilan. Mereka menyuarakan berbagai isu krusial, mulai dari desakan untuk stabilisasi harga bahan pokok yang terus melambung, penolakan terhadap regulasi investasi yang dianggap merugikan lingkungan dan masyarakat adat, hingga tuntutan transparansi anggaran negara.

Sejak pagi, massa mulai berkumpul di berbagai titik di Jakarta sebelum bergerak menuju Gedung DPR RI. Orasi-orasi lantang dan spanduk-spanduk berisi kritik pedas terhadap kebijakan pemerintah memenuhi area demonstrasi. Suasana terpantau kondusif, namun semangat perjuangan dan tekad para demonstran terlihat jelas.

“Kami datang ke sini bukan untuk berlibur, tetapi untuk menyuarakan penderitaan rakyat,” ujar Surya Wijaya, koordinator lapangan Aliansi Mahasiswa Nasional, dalam orasinya. “Janji-janji manis pemerintah harus dibuktikan, bukan hanya retorika belaka. Kami akan terus berjuang sampai tuntutan kami didengar dan dipenuhi.”

Menurut salah satu perwakilan massa, aksi ini merupakan puncak kekecewaan terhadap respons pemerintah yang dianggap lamban dan tidak responsif terhadap aspirasi publik. Mereka menuntut adanya dialog langsung dengan pimpinan DPR dan perwakilan pemerintah untuk mencari solusi konkret atas permasalahan yang ada.

Pengamanan Ketat dan Dampak Lalu Lintas Ibu Kota

Menanggapi potensi kerawanan, ribuan personel gabungan dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), termasuk unit pengendali massa (Dalmas), dikerahkan untuk mengamankan lokasi. Kawat berduri dan barikade beton ditempatkan strategis di beberapa titik masuk menuju area parlemen untuk mencegah massa mendekat terlalu jauh ke gedung utama. Kendaraan taktis seperti water canon dan barracuda juga tampak siaga di sekitar lokasi.

Dampak langsung dari aksi ini adalah kemacetan parah di sejumlah ruas jalan utama Ibu Kota. Penutupan Jalan Gatot Subroto di kedua arah, tepat di depan Gedung DPR RI, menyebabkan arus kendaraan dialihkan ke jalur alternatif. Kemacetan panjang terpantau di ruas-ruas jalan penghubung seperti Slipi, Semanggi, hingga Kuningan. Petugas Dinas Perhubungan dan kepolisian bekerja ekstra keras untuk mengurai kemacetan dan mengarahkan lalu lintas.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Andi Santoso, mengimbau agar massa aksi tetap menjaga ketertiban dan tidak anarkis. “Kami hadir untuk memastikan keamanan dan kelancaran unjuk rasa, sekaligus menjaga ketertiban umum. Kami berharap para demonstran dapat menyampaikan aspirasinya dengan damai dan tidak melakukan tindakan yang merugikan publik,” tuturnya.

Respon Parlemen dan Harapan Dialog

Menanggapi gelombang demonstrasi ini, sejumlah perwakilan DPR RI dijadwalkan menemui koordinator lapangan aksi. Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi jembatan komunikasi antara rakyat dan wakilnya, serta meredam ketegangan yang muncul. Dialog menjadi kunci untuk mencari titik temu dan solusi atas tuntutan yang disampaikan.

Anggota Komisi III DPR RI, Dr. Fitriani, yang dihubungi terpisah, menyatakan kesiapan parlemen untuk menerima aspirasi rakyat. “Setiap suara rakyat adalah masukan berharga bagi kami. Kami akan membahas tuntutan ini dalam rapat-rapat komisi terkait dan mencoba mencari jalan keluar terbaik demi kepentingan bangsa dan negara,” ujarnya.

Hingga Kamis malam 28 August 2025, massa masih bertahan di lokasi, meskipun jumlahnya mulai berkurang. Situasi secara umum terpantau kondusif, namun ketegangan masih terasa di beberapa titik. Aparat keamanan terus berjaga-jaga hingga massa benar-benar membubarkan diri dan kondisi lalu lintas kembali normal.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Tagged: