Home / News / Iringan Prabowo-Gibran Sebabkan Kepadatan Lalu Lintas di Gatot Subroto

Iringan Prabowo-Gibran Sebabkan Kepadatan Lalu Lintas di Gatot Subroto

Iring-iringan kendaraan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, pada 15 August 2025 siang, menyebabkan penutupan sementara ruas Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Insiden ini memicu kepadatan lalu lintas signifikan bagi para pengguna jalan yang melintasi area tersebut.

Rombongan VVIP tersebut terpantau meninggalkan Kompleks Parlemen, Senayan, setelah menuntaskan agenda penting di sana. Seperti protokol standar untuk pejabat tinggi negara, pengamanan ketat diberlakukan oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan jajaran kepolisian lalu lintas guna memastikan kelancaran dan keamanan perjalanan mereka.

Protokol Keamanan dan Dampak Langsung

Penutupan jalur, yang berlangsung selama sekitar 15 hingga 20 menit, difokuskan pada Jalan Gatot Subroto arah Semanggi menuju Slipi. Petugas kepolisian dengan sigap melakukan pengalihan arus dan menghentikan laju kendaraan dari berbagai persimpangan menuju jalur utama tersebut. Akibatnya, antrean kendaraan mengular panjang, baik dari kendaraan roda empat maupun roda dua, hingga ke ruas jalan layang non-tol.

Kondisi ini sontak menimbulkan keluhan dari sebagian pengendara yang terjebak kemacetan di tengah hari kerja. Klakson kendaraan sesekali terdengar bersahutan, mencerminkan frustrasi para pengguna jalan yang aktivitasnya terganggu. Beberapa pengendara bahkan memilih mematikan mesin kendaraannya sembari menunggu akses jalan kembali dibuka.

Tanggapan Resmi dan Reaksi Publik

Menyikapi hal ini, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Ade Ary Syam Indradi, melalui keterangan resminya, menyatakan bahwa penutupan jalan merupakan bagian dari prosedur standar pengamanan VVIP. Ia mengimbau masyarakat untuk memahami kondisi tersebut dan selalu mengikuti arahan petugas di lapangan.

“Kami memahami ketidaknyamanan yang dialami masyarakat akibat penutupan sementara ini. Namun, hal ini merupakan prosedur wajib yang harus kami laksanakan demi menjamin keamanan dan kelancaran perjalanan Bapak Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Kami mohon pengertiannya,” ujar Kombes Ade Ary.

Di media sosial, reaksi beragam muncul dari warganet. Sebagian menyatakan pemakluman atas prosedur keamanan ini, mengingat status pejabat negara yang dilindungi. Namun, tidak sedikit pula yang menyuarakan harapan agar penutupan jalan dapat diminimalisir durasinya atau diinformasikan jauh sebelumnya agar masyarakat dapat mencari jalur alternatif.

Insiden ini kembali menyoroti dinamika antara protokol keamanan ketat untuk pejabat tinggi negara dan dampaknya terhadap mobilitas kota Jakarta yang padat. Pemerintah dan aparat keamanan diharapkan dapat terus mengkaji dan menyempurnakan prosedur ini agar dampak terhadap masyarakat luas dapat diminimalisir tanpa mengurangi tingkat keamanan yang diperlukan.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Tagged: