Jakarta, 12 December 2025 – Badan Gizi Nasional (BGN) terus menggencarkan operasi tanggap darurat di tiga provinsi strategis di Pulau Sumatera: Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Operasi ini menyoroti dinamika kompleks status gizi masyarakat, dengan Aceh menunjukkan stabilitas yang menggembirakan, Sumatera Barat mencatat penurunan signifikan, sementara Sumatera Utara menghadapi peningkatan kasus gizi buruk yang mengkhawatirkan.
Dalam laporan terbarunya, BGN menggarisbawahi perlunya pendekatan adaptif dan terkoordinasi untuk menangani disparitas kondisi gizi di wilayah tersebut. Operasi darurat ini bukan hanya sekadar penyaluran bantuan, melainkan juga melibatkan pemantauan ketat, evaluasi cepat, dan intervensi berbasis data untuk memastikan efektivitas program di lapangan.
Dinamika Penanganan Gizi di Tiga Provinsi Kunci
Provinsi Aceh, yang pernah menjadi wilayah rentan krisis gizi pasca-tsunami dan konflik, kini menunjukkan capaian positif. Data terbaru BGN mengindikasikan bahwa status gizi masyarakat Aceh relatif stabil, berkat keberlanjutan program pencegahan gizi buruk, penguatan pelayanan kesehatan primer, serta kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap pentingnya asupan gizi seimbang. Keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi antara pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, dan dukungan berkelanjutan dari BGN dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, situasi berbeda terjadi di Sumatera Barat. Wilayah yang kerap dilanda bencana alam seperti gempa bumi dan tanah longsor ini, kini menghadapi tantangan baru berupa penurunan status gizi masyarakat. Penurunan ini kami identifikasi sebagai peningkatan kasus kekurangan gizi akut pada balita serta ibu hamil, kemungkinan dipicu oleh gangguan rantai pasok pangan pasca-bencana dan dampak ekonomi yang mempengaruhi akses masyarakat terhadap makanan bergizi, ungkap salah satu pejabat BGN. Tim reaksi cepat BGN telah dikerahkan untuk melakukan asesmen menyeluruh dan mendistribusikan bantuan pangan fortifikasi serta suplemen gizi esensial di daerah-daerah terdampak.
Situasi paling mendesak dilaporkan terjadi di Sumatera Utara. Provinsi dengan jumlah penduduk padat ini mencatat kenaikan signifikan dalam kasus gizi buruk dan stunting, terutama di kantong-kantong kemiskinan dan daerah pedesaan terpencil. Faktor-faktor seperti sanitasi yang buruk, minimnya edukasi gizi, dan akses terbatas ke fasilitas kesehatan diperkirakan menjadi pemicu utama. BGN telah meningkatkan kapasitas tim operasionalnya di Sumatera Utara, termasuk penambahan personel medis dan ahli gizi, serta pengiriman bantuan logistik skala besar untuk mendukung program pemulihan gizi darurat.
Respons Strategis BGN dan Proyeksi Tantangan Ke Depan
Menyikapi kondisi yang sangat dinamis ini, BGN menegaskan komitmennya untuk terus mengadaptasi strategi penanganan gizi. Kepala Divisi Operasi Darurat BGN, Dr. Rina Suryani, menyampaikan bahwa respons BGN mencakup berbagai aspek, mulai dari pengiriman makanan terapeutik siap saji (RUF) dan suplemen mikronutrien, hingga edukasi gizi bagi keluarga dan penguatan kapasitas tenaga kesehatan lokal.
“Situasi gizi di Sumatera menunjukkan kompleksitas yang tinggi. Stabilitas Aceh adalah bukti kerja keras bersama, namun penurunan di Sumatera Barat dan kenaikan kasus di Sumatera Utara menuntut respons yang lebih agresif dan terkoordinasi. BGN berkomitmen penuh untuk berada di garis depan, memastikan setiap anak dan keluarga mendapatkan akses gizi yang layak,” kata Dr. Rina Suryani dalam konferensi pers virtual BGN.
Ke depan, BGN memproyeksikan tantangan yang tidak mudah. Perubahan iklim yang memicu bencana alam, fluktuasi harga pangan global, serta isu-isu sosial-ekonomi yang kompleks, diprediksi akan terus mempengaruhi status gizi masyarakat. Oleh karena itu, BGN menyerukan kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, serta masyarakat sipil untuk membangun sistem ketahanan pangan dan gizi yang lebih tangguh. Program jangka panjang yang berfokus pada pencegahan dan edukasi akan menjadi prioritas utama BGN untuk mencapai tujuan Indonesia Bebas Gizi Buruk.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda





